Inilah Kemampuan Nabi Sulaiman yang Luar Biasa Perlu Kita Ketahui
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.” (QS. Saba: 12)
Para penggemar kisah 1001 malam tentu asyik dengan kreasi fiksi tentang karpet terbang Aladin. Imajinasi penulis terekam kuat dalam memori pembacanya. Membuat mereka tertarik melibatkan diri dalam dramatisasi (khayalan) kehidupan pribadi bersama karpet terbang itu. Begitu seru dan hebohnya sehingga menggariskan senyum di bibir semua pembaca.
Namun sayang, hampir tidak pernah ditemukan orang di zaman sekarang (atau mungkin juga pada zaman dahulu) yang mencoba mengkritisi apakah kejadian ini pernah ada di dalam kehidupan, atau murni 100% imajinasi akal manusia belaka?
Allah Yang Mahahidup memberitahu kita semua, peristiwa yang tergambar sebagaimana halnya kisah yang ada di dalam cerita Aladin (bahkan bisa jadi di dalam kisah-kisah fiktif lainnya), nyata adanya dan benar-benar pernah ada atau terjadi dalam kehidupan nyata. Tentu semua terjadi atas kuasa dan kehendak-Nya. Allah mengaruniakan kemampuan ini kepada salah satu rasul-Nya, yaitu Nabi Sulaiman. Allah Ta’ala menganugerahinya mukjizat untuk mengendalikan angin, besi, dan jin.
Nabi Sulaiman diberi izin mengendalikan angin untuk dijadikannya sebagai kendaraan menjelajah. Mampu membawanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa halangan dan bisa ditempuhnya begitu cepat. Perjalanan selama satu bulan melalui jalan darat, cukup ditempuh dalam waktu setengah hari. Hebatnya lagi, setiap daerah yang dilewatinya menjadi subur karena kedatangannya. Subhanallah.
Selanjutnya, besi. Nabi Sulaiman diberi mukjizat mengendalikan besi dengan memerintahkannya untuk mencair, bersenyawa, dan menjadi bahan siap rangkai atau bangun. Dengannya, banyak bangunan yang didirikan tidak hanya memenuhi unsur estetika (keindahan), namun juga sangat kuat dan kokoh.
Ada pun jin, berasal dari kata ijtinan (di dalam bahasa Arab) yang berarti istitar (yang berarti tersembunyi). Mereka adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dari api dan berbentuk ghaib. Menurut Surah Al-Jin: 9, Allah memberikan kemampuan kepada jin untuk menduduki beberapa tempat di langit dan mendengarkan berita-beritanya. Namun, kemampuan ini Allah hilangkan pada masa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam dengan menugaskan malaikat penjaga, sehingga mereka tidak bisa lagi mengetahui berita-berita di langit.
Nabi Sulaiman betul-betul merasakan anugerah-Nya. Beliau ingin mengekspresikan semuanya dengan sikap syukur terbaiknya. Maka, Nabi Sulaiman memohon kepada Allah SWT agar menunjukkan bagaimana caranya. Allah Ta’ala mengabulkannya dengan menghadirkan perumpamaan “dua orang pekerja keras”. Orang pertama bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setelah tercukupi ia berhenti. Sedangkan orang kedua, tetap bekerja keras walaupun kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi. Nabi Sulaiman mengerti. Maka Nabi Sulaiman memilih yang kedua, bekerja keras bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup melainkan karena semangat meraih cinta dan keridaan-Nya. Wallahu a’lam. (Sumber: dtpeduli)
___________________