Inilah Cara Melihat Kita Pecinta Dunia atau Akhirat

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Jika kita ingin mengetahui apakah kita pencinta dunia atau akhirat, maka lihatlah ketika kita mempunyai rezeki. Apa yang terpikir ketika kita memiliki rezeki? Apakah akan sibuk menyimpan uangnya atau ingin menggunakannya dengan sesuatu yang bermanfaat dijalan Allah Ta’ala. Seperti untuk diri sendiri, untuk membantu orang lain, membangun wakaf, dan lain-lain.

Kita jangan bertengkar hanya karena harta dengan saudara sendiri, yang menunjukan bahwa kita sangat takut kehilangan dunia, apa lagi saat ini banyak sekali kita lihat orang konflik karena harta warisan orang tua, sungguh ini sangat memaluka. Padahal setiap orang sudah memiliki takaran rezekinya masing-masing tanpa harus dipertengkarkan.

Banyak orang yang tidak menyadari, bahwa sifat kikir pasti mempunyai konsekuensi yang bisa merugikan diri sendiri. Minimal ada dua kerugian bagi orang yang kikir. Pertama, kerugian ketika di dunia, yaitu menimbulkan rasa permusuhan dan kebencian di antara orang-orang dekat dan warga sekitar di mana ia tinggal. Kedua, yakni orang yang kikir akan mempertanggungjawabkan harta kekayaannya pada hari akhir nanti layaknya orang kaya.

Kikir jelas merupakan sifat yang nyata-nyata dikecam oleh Allah Ta’ala. Firman-Nya:  ”Ingatlah, kalian adalah orang-orang yang diminta untuk menafkahkan sebagian harta kalian di jalan Allah, namun di antara kalian terdapat orang-orang yang bakhil. Siapa pun yang bersikap bakhil (kikir), maka sesungguhnya ia bakhil (kikir) terhadap dirinya sendiri, sebab Allah Mahakaya dan kalian adalah orang-orang miskin.” (QS Muhammad: 38).

Dari ayat di atas jelaslah bahwa orang-orang kikir adalah mereka yang mempunyai harta, namun ketika diminta untuk menafkahkan sebagiannya di jalan Allah, mereka menolak. Menafkahkan harta di jalan Allah itu macam-macam, antara lain, zakat, infak, sedekah, dan memberi makan anak yatim-piatu.

Orang kikir (sangat pelit) dibenci oleh Allah Ta’ala. Orang kikir ini tergolong pencinta dunia yang berlebihan, sehingga lupa terhadap dzat pemberi rejeki. Kecintaan terhadap dunia, menjadikan bakhil, conkak, sombong, kadang menghalalkan segala cara untuk memenhui keinginan dan ambisianya, walaupaun harus mencuri, mencopet, korupsi. Mereka lupa, bahwa semuanya itu tidak akan abadi, dan juga tidak akan dibawa mati, justru mereka takut menghadapi kematian. Walaupun, akhirnya harus mati juga. (KH. Abdullah Gymnastiar)

______________________

daaruttauhiid.org