Ini Tanda Anak Siap Mengikuti Les Tulis
Setiap orangtua pasti mengharapkan anaknya tumbuh optimal dan cerdas, baik itu cerdas secara kognitif maupun emosional. Terkait kecerdasan kognitif, tolak ukur yang mudah terlihat adalah sejauh mana seorang anak mampu menguasai keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Khusus kemampuan menulis, tidak sedikit orangtua yang kemudian mengikutsertakan anaknya ke berbagai les tulis sedini mungkin.
Ada anggapan semakin cepat anak diajarkan calistung, maka semakin cepat pula menstimulus kecerdasannya. Para orangtua pun banyak yang mencari tempat les menulis anak sebagai tambahan pendidikan, selain Taman Kanak-kanak (TK) dan Play Group (PG). Bahkan tidak sedikit TK dan PG yang memasukkan materi calistung sebagai kurikulumnya. Di tempat tersebut (TK dan PG) anak tidak hanya dikenalkan pada huruf dan angka, tapi juga diajarkan agar mahir membaca dan berhitung, termasuk juga menulis.
Memang calistung merupakan keterampilan awal dan utama untuk diajarkan pada anak-anak. Hanya saja tidak ada jaminan semakin cepat atau dini seorang anak diajarkan calistung, maka semakin cerdas ia ke depannya. Sebaliknya jika terlalu dini diajari menulis, membaca, atau berhitung, malah membuatnya kehilangan semangat belajar.
Oleh karena itu, orangtua wajib mengetahui apa saja tanda anak sudah siap untuk belajar calistung. Jika sudah siap, maka memasukkan anak ke tempat les tulis misalnya, bisa dilakukan. Berikut ini tanda-tandanya:
1. Mampu memegang pensil atau pena dengan benar.
Keterampilan menulis harus diawali dengan kemampuan motorik halus yang telah berkembang dengan baik. Cirinya, anak ketika memegang alat tulis (pensil/pena) sudah benar posisi atau caranya. Jika sebaliknya, anak belum mampu memegang alat tulis dengan benar, maka jangan paksakan ia mengikuti les tulis. Biasanya anak usia 3-5 tahun sudah mampu memegang pensil atau pena dengan benar ketika diminta, namun tidak semuanya mampu menulis huruf atau angka dengan tepat. Jadi, pastikan anak tidak hanya benar cara memegang alat tulisnya, tapi juga hasil tulisannya sudah terpola. Tidak hanya berupa coretan tanpa makna.
2. Menunjukkan ketertarikan yang besar ketika menulis.
Mampu memegang alat tulis dengan benar belum jaminan anak siap mengikuti les tulis. Cermati ekspresi ketika anak sedang menulis, apakah ia menikmati atau sebaliknya. Jika terlihat ceria bahkan menolak ketika diminta berhenti menulis, maka ini termasuk tanda ia siap belajar menulis secara intensif. Ingat, dunia anak-anak adalah bermain. Karena itu amatlah penting mengondisikan anak agar selalu ceria ketika diminta untuk menulis. Jangan ragu menanyakan kepada anak, apakah ia menyukai kegiatan menulis atau tidak. Jawaban dari anak juga bisa jadi acuan selain mencermati ekspresinya ketika sedang menulis.
3. Mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi.
Lazimnya anak usia di bawah 5 tahun sangat mudah teralihkan perhatiannya, atau kurang bisa fokus pada satu kegiatan dalam waktu relatif lama. Nah, jika anak hendak dimasukkan ke tempat les tulis, lihat apakah anak sudah bisa berkonsentrasi atau tidak mudah teralihkan perhatiannya ketika ada hal lain yang lebih menarik. Cara paling mudah mengetahuinya, ajak anak untuk menulis dan kemudian lihat berapa lama ia bertahan dari aktifitas tersebut. Jika anak mampu bertahan lebih dari 5-10 menit, ini menunjukkan anak telah mampu berkonsentrasi dan siap belajar calistung.
Keterampilan menulis sebagai bagian dari calistung memang bukan keterampilan yang mudah dikuasai begitu saja oleh anak. Selain tanda-tanda yang menunjukkan ia siap belajar menulis secara intensif, penting juga menggunakan metode cepat dan menyenangkan belajar calistung. (daaruttauhiid)