Ingin Sehat? Contohlah Rasulullah
Hendaknya setiap orang menyadari apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dirinya, terutama secara fisik. Sementara arti sehat tidak hanya terletak pada sehat fisik, tetapi meliputi sehat mental dan spiritual. Kita dapat mencontoh cara Rasulullah mengobati dirinya sendiri.
Rasulullah dalam menjaga kesehatan tidak menggunakan obat-obat kimia. Tidak seperti zaman sekarang yang lebih dominan menggunakan obat-obat kimia. Padahal, penggunaan obat-obatan tergantung pada berat tidaknya penyakit tersebut. Bahkan ada penyakit yang bisa dihindari dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang.
Setiap penyakit yang masih bisa diatasi dengan makanan sehat dan pencegahan, tidak memerlukan obat-obatan. Seorang dokter juga tidak boleh ketagihan menggunakan obat, karena apabila obat itu tidak menemukan penyakit yang sesuai di dalam tubuh atau menemukannya tetapi dosis dan penggunaan obat itu tidak sesuai, justru akan mengganggu dan merusak kesehatan tubuh.
Setiap Penyakit Ada Obatnya
Dalam sahih al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda: “Setiap kali Allah menurunkan penyakit pasti Allah menurunkan obatnya. Hanya saja ada yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.” Artinya, ucapan Rasulullah ini bersifat umum sehingga termasuk di dalamnya penyakit-penyakit mematikan dan berbagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan para dokter karena belum ada obatnya. Padahal Allah telah menurunkan obat untuk penyakit-penyakit tersebut, tetapi manusia belum menemukannya.
Allah belum memberikan petunjuk kepada manusia untuk menemukan obat penyakit itu, karena ilmu pengetahun yang dimiiki manusia hanyalah sebatas yang diajarkan Allah. Oleh sebab itu, kesembuhan terhadap penyakit dikaitkan oleh Rasulullah dengan proses kesesuaian obat dengan penyakit yang diobati.
Ungkapan Nabi ini tersebut memberikan semangat kepada orang yang sakit dan juga dokter yang mengobatinya. Selain juga mengandung anjuran untuk mencari obat dan menyelidikinya. Karena kalau orang sakit sudah merasakan pada dirinya atau keyakinan bahwa ada obat yang dapat menghilangkan sakitnya, ia akan bergantung pada harapan akan kesembuhannnya.
Kalau semangat seperti itu sudah meningkat, maka stamina yang mendukung tubuhnya juga meningkat sehingga mampu mengatasi bahkan mengusir penyakit tersebut. Demikian juga bagi dokter, kalau ia sudah meyakini setiap penyakit pasti ada obatnya, maka ia akan terus mencari obat penyakit dengan melakukan beragam penelitian.
Pengobatan Nabi
Pengobatan yang dilakukan Nabi melalui tiga cara, yakni obat-obatan tradisional, obat-obatan bernuansa wahyu, kombinasi dari kedua jenis pengobatan tersebut. Dari teknik tersebut, secara gamblang dinyatakan pengobatan cara Rasulullah bersumber dari al-Quran.
Cara pengobatan yang biasa dilakukan Nabi, di antaranya:
– Demam disembuhkan dengan mengkompres bagian yang demam dengan air.
– Penyakit perut disembuhkan dengan meminum madu.
– Luka diobati dengan tikar daun (terbuat dari daun merang) dan dibakar sehingga abunya dapat dicampur dengan cuka.
– Encok diobati dengan mengambil bagian pinggul kambing Arab yang dilelehkan kemudian dibagi menjadi tiga, lalu diminum sehari satu bagian.
– Sembelit diobati dengan cara mencampur madu dan samin sebagai proses pencahar.
– Radang pinggang diobati dengan kayu bakar dan minyak zaitun.
– Pusing dan migran diobati menggunakan inai. Caranya dengan ditumbuk halus dan dicampur dengan cuka kemudian dibalurkan dan dibalut di kepala,
– Hepatitis dengan tujuh buah kurma Ajwah dari al-Madinah, tumbuk dengan biji-bijinya kemudian makan.
– Penyakit mata dengan istirahat dan meninggalkan aktivitas yang dianggap tidak penting.
– Jerawat diobati dengan minyak wangi dzarirah. Dzarirah adalah obat india (bentuk wewangian) dibuat dari sari batang pohon dzarirah. (daaruttauhiid)