Ingat Ini Jika Kamu Insecure
Manusia dan takdirnya
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini terlahir dalam keadaan fitrah atau suci, kehidupan yang akan dijalani tidak akan terlepas dari qadha dan qadar Allah SWT. Saat roh ditiupkan saat itu pula telah ditetapkan empat perkara dalam hidup manusia, yaitu rezeki, ajal, amal, kecelakaan atau kebahagiaan termasuk urusan jodoh sebagaimana yang disampaikan dalam hadits,
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud r.a. beliau berkata, Rasulullah menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umurnya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya” (HR. Bukhori, no. 6594 dan Muslim no. 2643).
Masing-masing manusia dalam hidupnya sama-sama diberikan waktu 24 jam dalam sehari. Meski begitu takdir yang dimiliki setiap manusia berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang ditakdirkan memiliki bentuk fisik yang sempurna ada pula yang cacat atau spesial, ada yang ditakdirkan menjadi orang kaya ada pula yang menjadi miskin, dan lain sebagainya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa takdir manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT, manusia hanya bisa berdoa dan berikhtiar. Ada yang menjalani hidup dengan rasa syukur dan sabar, ada pula yang menjalaninya dengan keputus asaan, merasa hidupnya tidak adil hingga akhirnya muncullah istilah insecure.
Apa itu insecure?
Insecure adalah perasaan seseorang yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri, selalu cemas, mudah putus asa atau bahkan merasa tidak aman.
Tidak ada satupun manusia yang bisa menebak atau mengetahui arah hidupnya akan seperti apa, hanya Allah lah yang mengetahui setiap jalan hidup hamba-Nya. Oleh karena itu, tidak lantas kita sebagai manusia hanya menunggu, bermalas-malasan, tidak melakukan usaha atau ikhtiar sama sekali. Sebagai seorang yang bertauhid sudah sepantasnya meminta atau berharap apapun kepada Allah SWT, tak lupa pula setiap do’a dan dzikir yang kita lantunkan setiap saat iringi pula ikhtiar dan diakhiri dengan tawakal, bahwa kita menyakini apa yang sudah Allah tetapkan pastilah yang terbaik. Meskipun prosesnya terkadang tidak kita sukai atau kita tidak sabar dalam menjalaninya.
Namun, jika kita tidak meyakini akan ketetapan Allah, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat kita menjadi seorang yang selalu insecure. Jika hal itu tidak segera dikendalikan maka akan membukakan pintu kemaksiatan bahkan menjauhkan kita dari agama.
Satu contoh, ketika kita melihat hidup seseorang yang sukses atau lebih beruntung dari kita, hingga menjadikan kita seorang yang insecure dengan keadaan yang jauh dari orang lain. Maka jika tidak segera dikendalikan akan berakibat fatal yang akhirnya bisa menghilangkan nyawa diri sendiri dengan alasan tidak kuat menjalani hidup atau malah menghilangkan nyawa orang lain dengan alasan tidak suka.
Apa yang harus kau lakukan?
Semua orang pernah merasa sakit, pernah merasa kecewa, pernah merasa hancur, pernah merasa dizholimi. Dan jika kita dapat merenungkan kembali arti hidup kita di dunia sebagaimana yang tertulis dalam surah Az-Zariyat ayat 56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada–Ku”.
Dalam surah Ali Imron ayat 139 Allah SWT berfirman “Janganlah kamu lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.
Kendalikanlah sifat insecure dalam diri kita, karena Allah tidak suka dengan manusia yang mudah berputus asa terlebih sampai berbuat zhalim atau berbuat maksiat pada diri sendiri bahkan orang lain. Perbanyaklah bergaul atau berinteraksi dengan orang-orang yang senantiasa memberikan energi positif, yang selalu mengingatkan akan kehidupan akhirat nanti. Jangan biarkan hidup kita terbengkalai begitu saja, luangkan selalu waktu untuk bahagiakan diri. Dengan demikian, seperti apapun hidup yang kita jalani, tugas kita hanya taat dan beribadah kepada-Nya. Wallahu a’lam bishowab.