Hindari Riba, Tuai Keberkahan
Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang diinginkan. Karena Allah tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah melihat proses, bukan hasil. Seberat dan sesulit apa pun proses itu, akan terasa bermakna. Begitu pun dengan usaha yang saya tekuni hingga sekarang, merupakan hasil dari proses panjang.
Debu riba memang tidak bisa saya hindari. Usaha yang dirintis membutuhkan modal besar dan cepat. Akhirnya, bank yang menjadi solusi untuk saya ketika itu. Apalagi riba yang saya tahu saat itu, hanya sebatas rentenir. Karena ustaz di daerah saya pun meminjam uang ke bank, jadi saya kira bank tidak termasuk riba. Ilmu agama saya dan pemahaman orang sekitar masih sangat kurang.
Tahun berlalu, usaha saya semakin maju. Bermodalkan awal menjual tanah, motor, dan bekerja sama dengan saudara. Kini, saya mandiri dengan menambah modal pinjaman dari bank. Awal usaha mandiri, diawali pula dengan awal pernikahan saya. Bulan madu di kontrakan beralaskan tikar, tidak hanya sebuah lagu, tapi benar adanya saya alami.
Karyawan awal hanya satu, kini alhamdulillah semakin banyak. Kendaraan, rumah, dan mengumrahkan orangtua, sudah saya lakukan. Namun, ujian adalah hasil dari proses belajar. Ibarat nafas adalah inti kehidupan. Berhenti bernafas, habislah kehidupan. Pun pembelajaran adalah salah satu proses utama dalam ujian kehidupan saya.
Masa-masa sulit adalah ujian berat, namun kemudahan pun ujian paling berat. Bersyukur atau kufur menjadi pilihan. Saya mensyukuri proses dan hasil yang sudah dilalui. Semakin banyak ibadah dan memperdalam ilmu agama, membuat hidup saya semakin tenang.
Mengikhlaskan sesuatu yang kita cintai memang terasa sulit. Salah satunya harta berupa uang. Seringkali ada yang datang meminjam uang kepada saya dengan berbagai alasan. Saya berikan sekemampuan. Namun ada yang mengganjal di hati, bila saya harus terus menerus menagih utang tersebut. Ada salah satu konsumen yang menghindar bila saya tagih, bahkan sekadar menanyakan kabar. Akhirnya, saya niatkan saja uang pinjaman tersebut untuk diberikan ke anak yatim. Entah diberikan atau tidak, itu urusannya dengan Allah. Saya tenang dan tidak akan menagih lagi kepadanya.
Kini, ilmu dan pemahaman tentang riba sudah semakin banyak saya ketahui. Lambat laun saya mulai meninggalkan apa pun aktifitas yang berhubungan dengan riba. Saya yakin dan bersyukur dengan yang dimiliki saat ini. Sedekah adalah salah satu jalan membuka rejeki. Jadi, jangan takut bersedekah, insya Allah usaha menjadi berkah. (daaruttauhiid)