Hikmah Dari Peristiwa Burung dan Pasukan Gajah
DAARUTTAUHIID.ORG | Pasca viralnya peristiwa kebakaran hebat yang terjadi Los Angeles Amerika Serikat, banyak yang mengaitkan dengan peristiwa pasukan gajah. Yaitu datangnya burung Ababil dalam mengalahkan pasukan gajah dengan batu api yang dibakar.
Lantas bagaimana sebenarnya kisah Burung Ababil sebagamana yang termaktum dalam surah Al-Fill ayat 3-5. Burung Ababil merupakan burung yang dikirim Allah Ta’ala untuk menghancurkan pasukan gajah yang berencana menghancurkan Kakbah. Kemudian Allah Ta’ala berfirman:
“Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al Fiil: 3-5)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyampaikan bahwa burung ababil yang menjadi pasukan Allah Ta’ala muncul dari laut dengan gesit seperti burung walet. Paruh dan kedua cakarnya berwarna hitam.
Burung Ababil dikirim Allah Ta’ala untuk menghancurkan tentara bergajah. Setiap ekor burung membawa tiga buah batu, satu batu terletak pada paruhnya, dan dua lainnya dalam cengkeraman kakinya.
Burung-burung Ababil datang dengan bersaf-saf. Mereka mengeluarkan suara dan menjatuhkan batu-batu yang ada di paruh dan kaki mereka. Setiap orang yang tertimpa batu itu akan binasa. Ibnu Katsir juga menyampaikan dalam penjelasannya:
“Tiada sebuah batu pun yang menimpa kepala seseorang dari mereka melainkan tembus sampai ke duburnya dan sekali-sekali batu itu mengenai sesuatu dari subuh seseorang dari mereka melainkan tembus ke bagian bawahnya”
Allah Ta’ala menghancurkan pasukan Gajah melalui burung ababil seperti daun-daun yang dimakan ulat. Hal disampaikan dalam Al-quran:
“sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al Fiil: 5)
Ibnu Katsir menjelaskan, maksudnya ayat tersebut adalah Allah Ta’ala membinasakan dan menghancurkan mereka serta menjadikan mereka ‘senjata makan tuan’.
Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa “Al-ababil berarti kawanan, dan masyarakat Arab tidak menggunakan kata itu dalam bentuk mufrad atau tunggal.” Hal ini disampaikan juga oleh Ibnu ‘Abbas dan Al-hasan Al-basri kata “Ababil berarti sebagian mengikuti sebagian lainnya.”
Hikmahnya ialah sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Besar, tidak ada pasukan yang mampu mengalahkan-Nya. Agar kita selalu berserah diri kepada Allah Ta’ala. (Arga)