Hikmah Bersedekah kepada Kerabat
Ribuan kilometer aku tempuh demi mengadu nasib di Kota Bandung. Aku yang semula hanyalah anak desa yang tinggal di perkampungan kecil di Sumatera Barat, tidak menyangka takdir telah membawaku menjadi seorang perantau. Mengadu nasib demi perubahan diri yang lebih baik. Aku menempuh pendidikan pada salah satu perguruan tinggi di Bandung sejak 2010 hingga 2014.
Selesai kuliah, aku bertekad untuk tidak menjadi beban lagi bagi kedua orangtuaku. Maka aku putuskan untuk tetap di Bandung mencari rezeki. Berbagai lamaran aku coba ajukan, tetapi tidak kunjung keluar. Sampai suatu saat sebuah pesantren tempat aku pernah melakukan penelitian skripsi menawariku pekerjaan yang sesuai dengan dasar akademisku. Awalnya aku sempat menolak, karena berbagai pertimbangan.
Namun, ketika aku berpikir lagi daripada aku tidak mendapatkan pekerjaan sementara kebutuhan hidup terus berjalan selama di sini, maka aku putuskan untuk meminta kembali pekerjaan yang sempat kutolak itu. Alhamdulillah setelah melalui proses wawancara, aku diterima dengan mengikuti masa training selama tiga bulan.
Satu bulan bekerja aku menerima gaji pertama. Dalam hati ada rasa sedih ketika aku melihat nominal gajiku itu. Bagiku uang tersebut tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhanku sehari-sehari. Biaya kosan, biaya makan, dan biaya kebutuhan lain. Hingga selang satu hari aku menerima gaji, adikku yang berada di kampung meneleponku. Ia mengadu kepadaku jika sekarang kondisi keuangan keluarga sedang turun, terkadang dia tidak mendapatkan uang jajan dari orangtua.
Akupun terdiam sambil menahan tangis mengetahui hal itu. Bagaimana mungkin aku bisa membantu adikku, sementara aku di sini penghasilannya terbatas. Namun, aku tidak memiliki pilihan lain. Aku berdoa kepada Allah agar diberikan yang terbaik dengan keadaan ini. Dengan keyakinan hati, aku kembali menghubungi adikku dan berkata akan membantu memberi uang tiap bulan kepadanya.
Ia pun sangat senang mendengarnya, hingga akupun merasa terhibur dengan tawanya yang jelas terdengar walau melalui suara. MasyaAllah, tanpa aku sadari kebutuhan hidupku semakin tercukupi. Bahkan aku masih bisa membeli satu potong pakaian dan sepatu selama dua bulan gajiku.
Pada bulan keempat, setelah aku melewati masa training dan diterima sebagai karyawan kontrak, aku menambah mengirim uang selain kepada adik juga kepada ibuku. Tetapi tidak ada sedikitpun aku merasa kekurangan ketika aku memberi uang kepada mereka. Hati semakin tenang, hingga aku tidak sabar ketika menerima gaji segera mengirim uang kepada mereka.
Dari kisahku ini, aku semakin yakin atas balasan terbaik Allah dari orang yang bersedekah yakni akan diberikan kecukupan rezeki. Firman Allah dalam Surat Al-Hadid ayat 18, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapatkan pahala yang mulia.”
[Oleh : Desi Hardianti, Santri Karya Daarut Tauhiid]