Hidup yang Dibimbing Allah
“……dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Qashash [28]: 50).
Misalkan kita hendak memasuki hutan rimba yang belum kita kenal tempatnya, tentu akan lebih mudah jika kita didampingi seorang pemandu. Yang akan memberi tahu mana jalan terbaik untuk dilalui, dan mana yang tidak. Apa saja bekal perjalanan yang hendaknya dibawa, dan bagaimana cara mengatasi berbagai kendala selama perjalanan.
Tetapi bisa juga kita memasuki hutan tidak dikenal itu dengan kemampuan yang kita miliki. Tidak membutuhkan pemandu karena percaya pada keahlian kita dalam menghadapi berbagai masalah selama di perjalanan. Namun, tentu saja cara ini akan lebih susah untuk dilakoni. Banyak energi terbuang secara sia-sia, dan belum lagi bahaya tersesat yang senantiasa membayangi.
Begitu juga dalam hidup ini ketika masalah hidup datang menerpa. Apabila kita hanya mengandalkan kemampuan yang dimiliki—entah itu berupa kepandaian, harta, atau kekuasaan yang dimiliki—tapi tanpa petunjuk dari Allah, kesesatanlah yang nantinya akan kita temui.
Saudaraku, memperoleh petunjuk dari Allah adalah sebuah anugerah yang tak terhingga dalam hidup ini. Sebuah masalah, seberapa pun sukarnya ia akan menjadi mudah saat ‘tangan-tangan’ Allah memandunya. Karenanya, jangan pernah menyandarkan segala solusi masalah, hanya berlandaskan pada kemampuan yang ada dalam diri kita, sembari melupakan Allah yang menggenggam jiwa ini.
Manusia memang dikarunia berbagai kemampuan yang dapat dipergunakannya untuk mengatasi masalah. Tetapi, bila kemampuan-kemampuan itu tidak mendapat pengayoman dari cahaya Allah, maka kelak kita akan tersesat oleh ilusi kebenaran yang diciptakannya. Sebagaimana yang Allah nyatakan di surah al-Qashash [28] ayat 50.
Jadi, carilah bimbingan dari Allah di setiap detik hidup ini. Raihlah petunjuk-Nya, ketika masalah datang menerpa. Ketuklah pintu rida-Nya, agar nur ilahi selalu menerangi langkah-langkah kita. (KH. Abdullah Gymnastiar)