Hidayah dari Allah
Sahabatku, setiap kita bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain. Jika benar-benar ikhlas dalam melakukannya. Karena jika tidak ikhlas, kita tidak mendapatkan pahala bahkan mengakui diri sendiri sebagai jalan perubahan orang.
Itulah sebabnya mengapa ada ulama yang sedikit bicara tapi ketika berbicara, kekuatan kata-katanya begitu bertenaga. Membuat banyak orang tersadar dan menjadi jalan tobat. Hanya nasihat sederhana tapi mampu membuat orang meninggalkan perilaku yang tidak disukai Allah.
Karena Allah mengetahui yang menyampaikan itu begitu ikhlas, dan berbicaranya dengan penuh kasih sayang. Ia juga merindukan orang tersebut untuk kembali ke jalan yang Allah ridai, sehingga Allah mengetahui isi hati orang tersebut. Maka, meskipun sederhana kata-kata dan dalilnya, tapi mampu membuat nasihat itu mudah diterima oleh banyak orang.
Sahabatku, meskipun berbicara banyak dan dalilnya pun begitu banyak, jika Allah belum menghendaki, maka hidayah itu tidak sampai kepada kita. Bahkan lewat ceramah yang sering kita lihat dan rutin mengikuti. Sekalipun yang bicara itu adalah ulama yang terkenal, jika tidak Allah kehendaki, maka tidak datang hidayah tersebut.
Kita sering mendengar dan mengucapkan zikir ini. Sering juga kita menjadikan zikir ini sebagai doa sehari-hari selepas salat. Doa ini diajarkan Nabi untuk kita amalkan.
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR.Tirmidzi).
يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku di atas ketaatan kepadamu.” (HR. Muslim No. 2654)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran [3]: 7).
Hati ini milik Allah. Allah tentukan siapa saja yang dulunya jahat menjadi baik. Allah tentukan siapa yang menjadi jalan bagi orang tersebut untuk mengapai hidayah-Nya. Allah yang mengatur itu semua.
Kadang kita ingin menjadi jalan hidayah bagi orang, dan belum tentu semuanya murni dari kata-kata kita. Jangan terlalu pede, “Dia mendapatkan jalan kebaikan dan hidayah dari saya.” Bohong itu dan tidak ikhlas. Padahal amalan kita sendiri pun belum bisa menjadikan orang itu tergugah untuk menjadi jalan tobatnya.
Salat kita belum tentu khusyuk dalam melaksanakan. Baca Quran, belum tentu membaca dan meresapi setiap bacaannya. Sedekah, kadang nominal terkecil yang kita berikan. Lalu, apa yang membuat kita bangga menjadi jalan hidayah orang lain? Sesungguhnya kita sendiri belum mampu menjadikan jalan hidayah bagi orang lain. Itulah, hidayah dan hati ini milik Allah.
Perlu kita renungi sebenarnya, mengapa orang bisa mengatakan jalan hidayah itu datang dari kita. Bisa saja karena ada doa orangtua kita. Doa yang begitu tulus, yang terucap siang malam untuk kita, sehingga apa yang kita katakan bisa jadi jalan hidayah.
Bisa juga karena doa dari orang yang kita tolong. Doa yang terucap dari mereka begitu luar biasa. Meski menolongnya dengan hal yang menurut kita sederhana, namun itu bermakna bagi mereka. Semoga ini menjadi bahan renungan dan Allah tetap jaga hati ini. Aamiin Ya Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar)