Hati-Hati dengan Pernyataan dan Pertanyaan
Hati-Hati dengan Pernyataan dan Pertanyaan! Jika ingin berbicara pastikan menjaga perasaan yang diajak bicara, jangan menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain dengan bentuk pertanyaan, pernyataan, dan jawaban yang kita ucapkan. Kita sering sekali tidak menyadari mengeluarkan kata-kata yang menyeletuk atau tanpa dipikir dulu.
Cobalah memilah-milah pertanyaan atau perkataan kepada orang lain. Mana yang perlu kita tanyakan dan mana yang tidak perlu kita tanyakan. Misalkan, ada orang yang belum punya anak, kemudian kita bertanya “kok belum punya anak? Udah berapa tahun nikah? kok belum menikah? Gaji kamu berapa? Kecil ya gajinya” dan seterusnya. Apa sebenarnya kepentingan kita untuk menanyakan hal tersesbut, kita tidak tahu betapa begitu sabar seseorang dalam menunggu agar punya anak dan memiliki jodoh.
Kemudian kita juga sering mengucapkan pernyataan-pernyataan yang meremehkan orang lain, seperti “itu aja gak bisa, masak cuman segini, eh dasar bodoh” dan seterusnya. Ucapkanlah kata-kata yang bisa menyenangkan orang lain, apa lagi seseorang berada dalam kesedihan, maka kita harus membantunya dengan kata-kata yang baik.
Ada kata-kata yang sering kita dengar, mulutmu adalah harimau. Jangan sampai kata-kata kita mencelakai diri kita sendiri dan menutup hati. Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Bersabda,
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi).
Allah Ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,” (QS. Al-Furqon: 63).
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,”
(QS. Al-Furqon: 63)
Oleh karenanya, sebaiknya manusia berbicara perihal kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat. Menjaga lisan dengan memperbanyak mengingat Allah, berdizikir, mengucap asma-asma Allah Ta’ala dan berucap kebaikan-kebaikan akan membuat kita diridhai oleh Allah. Dan Allah juga akan meninggikan derajat seseorang yang mampu menjaga lisannya. Janganlah mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang lain, menghina, sombong atau perkataan dusta. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)