Generasi Milenial, Generasi Teknologi
Daarut Tauhiid adalah lembaga dakwah dan pendidikan yang berupaya terdepan dalam kemajuan teknologi, terutama kemajuan teknologi dan inovasi yang berasal dari para generasi milenial. Untuk itu, selain melahirkan generasi berakhlakul karimah, Daarut Tauhiid pun bertekad membentuk generasi milenial yang tak sekadar penikmat teknologi.
Ada pun istilah generasi milennial bermula dari dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe. Istilah tersebut mereka tulis ke dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau sering disebut generasi Y sering juga diistilah sebagai generation me atau echo boomers.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Profil Generasi Milenial 2018 menyebutkan bahwa generasi milenial mencapai 33,75 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Ini berarti sumbangan generasi milenial dalam membentuk struktur jumlah penduduk usia produktif cukup tinggi, yang mana dari 67,02 persen penduduk usia produktif, sekitar 50,36 persennya adalah generasi milenial. Dan di seluruh dunia, jumlah 80 juta milenial yang rentang tahun lahir pada 1976-2001. Ini baru yang tercatat, sedangkan yang tidak tercatat pastinya lebih dari itu.
Gerbang Era Digital
Masyarakat Indonesia diramaikan dengan berbagai disrupsi teknologi yang terjadi di berbagai industri. Disrupsi di sektor transportasi dengan hadirnya ride sharing, bahkan sempat membuahkan persaingan tajam dengan penyedia layanan transportasi konvensional. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018 menjelaskan sebesar 50,92 persen masyarakat di perkotaan dan 26,56 persen di pedesaan yang berumur lima tahun ke atas mengakses internet selama tiga bulan terakhir. Pengguna aktif internet sebagian besar adalah generasi milenial.
Dari Statistik Telekomunikasi Indonesia, BPS menjelaskan tujuan penggunaan internet didominasi penggunaan sosial media dan mendapatkan informasi atau berita dengan persentase masing-masing sekitar 79,13 persen dan 65,97 persen.
Sedangkan tujuan penggunaan internet lainnya untuk hiburan (45,07 persen), mengerjakan tugas sekolah (25,87 persen), mengirim atau menerima email (21,10 persen), pembelian atau penjualan barang dan jasa online (10,82 persen), fasilitas finansial (5,08 persen), dan lainnya (12,84 persen).
Tips bagi Milenial
Kondisi pandemi saat ini, menjadi keharusan sekolah di rumah dan kegiatan perkantoran pun di rumah. Hal ini menjadikan teknologi menjadi suatu kebutuhan. Tapi jika kita ingin menjadi generasi milenial yang bermanfaat, berikut ini beberapa kiat yang kiranya bermanfaat:
Pertama yang harus dilakukan untuk menginspirasi setiap orang yaitu tentukan pashion.
Kedua, rancang tujuan.
Ketiga, fokus.
Kempat, jangan pernah berhenti belajar.
Kelima, relasi yang luas.
Keenam, jauhkan toxic (hal yang negatif).
Ketujuh, konsisten.
Semoga kiat-kiat ini bisa menjadikan kita sebagai generasi milenial bukan sekadar penikmat teknologi, tapi juga memberi inspirasi dan manfaat bagi lingkungan sekitar. (Eko)