Gelisah yang Baik
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah SWT. Semoga Allah Yang Maha Melimpahi hamba-hamba-Nya dengan rasa tenang, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang meraih husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad saw.
Hati manusia adalah sesuatu yang senantiasa berbolak-balik, kadang mantap kadang ragu, kadang tenang kadang gelisah. Nah, gelisah karena urusan dunia adalah gelisah yang menyiksa dan semestinya kita hindari. Karena gelisah karena urusan dunia adalah gelisah yang menjerumuskan kita pada kesesatan, misalnya gelisah takut kehilangan jabatan, gelisah takut harta kekayaan berkurang dan sebagainya.
Namun, ada gelisah yang baik yaitu gelisah karena urusan akhirat. Yaitu seperti gelisah karena takut tidak ditolong Allah SWT., gelisah karena sholat Subuh kesiangan, gelisah karena tertinggal sholat berjamaah, gelisah karena merasa masih sedikit amal kebaikan, gelisah karena berbuat maksiat. Inilah gelisah yang baik karena menandakan sinyal fitrah di hati kita masih berfungsi dengan baik, sinyal yang senantiasa berbunyi manakala kita jauh dari Allah meski sedikit saja.
Jika gelisah yang seperti ini tidak ada di hati kita maka itu adalah ciri kita sudah terlalu jauh tenggelam dalam lumpur dosa yang hitam pekat, sehingga membuat hati kita tidak lagi peka. Hati kita telah terbiasa dengan dosa, hati kita sudah keras untuk ditembus oleh kesejukan nasehat. Na’udzubillaahi mindzalik!
Oleh karena itu, kita perlu senantiasa berikhtiar agar memiliki hati yang peka, hati yang senantiasa gelisah manakala menjauh dari Allah SWT., hati yang senantiasa memberikan alarm ketika kita tersesat jalan atau terlupa. Berbahagialah orang yang memiliki hati seperti ini, karena inilah hati yang akan dilimpahi ketenangan oleh Allah SWT. Allah SWT. berfirman, “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath [48]: 4)
Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki kebeningan hati, sehingga senantiasa condong kepada ketaatan kepada Allah SWT., dan senantiasa gelisah manakala jauh dari-Nya. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.
[KH. Abdullah Gymnastiar]