Gelar Latihan Kepemimpinan, Inilah Tujuan SMP DTBS Putri
Mencetak calon-calon pemimpin merupakan bagian dari tugas Daarut Tauhiid (DT) secara lembaga. Hal tersebut menjadi dasar digelarnya Latihan Kepemimpinan tingkat SMP Daarut Tauhiid Baoarding School (DTBS) Putri. Menurut Kepala Bagian Diklat dan Pembinaan Pemberdayaan Santri Siap Guna (SSG), Nurhadi Subroto, pelatihan kepemimpinan untuk akhwat tidak kalah penting dengan ikhwan. Menurutnya, akhwat merupakan tempat dan calon-calon yang akan memberikan pendidikan pertama pada anak, maka haruslah memiliki karakter Baik dan Kuat (BAKU), juga tauhid yang tangguh.
“Gak ada bedanya, 115 santri yang ikut ini merupakan para pencetak pemimpin generasi yang akan datang. Adanya kegiatan ini di usia mereka, kita akan coba membangunkan kembali semangat jiwa leader nya. Mereka harus mendapatkan sumbangsih ilmu serta kedisplinan yang kualitasnya lebih baik dari tahun sebelumnya,” katanya, di Gedung Aula Daarul Hajj, Rabu (9/10).
Ada tiga pencapaian yang harus dimiliki santri SMP dalam mengikuti kegiatan ini. Pertama, Santri SMP DTBS Putri harus mampu mengenali diri sendiri. Menurutnya, santri yang mempelajari dasar-dasar kepemimpinan akan punya kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri. Hal ini tentu akan membuat santri merasa lebih percaya diri dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.
“Mereka ini kelas VII, artinya baru. Jadi kita harus berikan mereka asupan yang baik, salah satunya produk kepemimpinan ini,” ujarnya.
Kedua, santri harus disiplin dan taat peraturan. Nurhadi menjelaskan, santri yang memahami dasar kepemimpinan sudah pasti memiliki sikap yang lebih disiplin. Sikap disiplin ini patut dijalankan untuk mencapai keteraturan dalam bergaul, berorganisasi, maupun dalam memimpin sesuatu.
“Jika santri mendapatkan contoh sikap kepemimpinan yang baik, sudah pasti hal tersebut akan melekat kuat, dan menjadi salah satu pedoman dalam bergaul maupun membentuk komunitas,” katanya.
Ketiga, santri wajib memiliki kemampuan yang baik saat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini katanya dapat dimulai dari sikap kepemimpinan di kelas. Santri jadi dapat menjalin kedekatan hubungan dengan sang guru.
“Tak hanya dengan guru saja, santri pun bisa menciptakan hubungan yang akrab dengan sesama santri lain di kelas. Sikap kepemimpinan yang ditunjukkan oleh santri, bahkan bisa membuat santri tersebut menjembatani hubungan antara guru dengan siswa lainnya,” jelasnya. (Elga)