Fenomena Gerhana dalam Pandangan Islam
Tepat hari kemarin setelah shalat Maghrib, mayoritas umat Islam melaksanakan shalat sunnah khusuf (shalat gerhana bulan). Dalam Islam fenomena gerhana bulan atau matahari merupakan cara Allah untuk menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya kepada para hamba-Nya.
Menurut Islam fenomena gerhana juga bukan hanya sekadar fenomena alam biasa. Bahkan Nabi sallahu ‘alaihi wasallam merasa khawatir bila fenomena gerhana adalah salah satu dari tanda-tanda akan datangnya hari akhir. Oleh karena itu Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan beberapa amalan saat terjadi gerhana, antara lain segera mengingat kebesaran Allah yang diwujudkan dengan melaksanakan shalat gerhana, memperbanyak zikir, memperbanyak shadaqah, dan berdoa selama terjadinya gerhana.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus: 5)
Seringkali fenomena gerhana selalu menyajikan pemandangan yang indah dan mengagumkan untuk dipandang mata. Oleh karenanya ketika terjadi gerhana kita juga dianjurkan untuk banyak memuji Allah atas kebesaran-Nya telah menunjukkan fenomena gerhana dengan cara banyak mengumandangkan takbir.
Islam juga memandang munculnya fenomena gerhana juga tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis tertentu, sebagaimana pada zaman Nabi pernah ada kepercayaan bahwa datangnya fenomena gerhana adalah karena akan muncul kelahiran seseorang dan kematian seseorang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi dalam sebuah hadits.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no.1044, Muslim). (Gian)