DYF 2019, Latih Siswa Menghadapi Tantangan Zaman
Perhelatan Daarut Tauhid Youth Festival (DYF) 2019 resmi dibuka, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dr. Ir. Dewi Sartika M.Si., turut memberikan sambutannya dalam seremoni pembukaan acara, di lapangan olahraga SMK Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS) Kawasan Eco Pesantren DT, Kampung Pangsor, RT.03 RW.07 Desa Cigugur Girang, Parongpong Kabupaten Bandung Barat, pada senin (11/11).
Kadisdik pun memberikan semangat kepada seluruh peserta. Selain itu, Kadisdik juga menekankan pentingnya kolaborasi dan pendidikan karakter berakhlak mulia guna mewujudkan tujuan bersama. “Anak muda harus mempersiapkan diri untuk menyambut era yang akan datang, dengan tantangan zaman yang lebih dinamis tentunya,” jelasnya.
Acara Daarut Tauhiid Youth Festival mengambil tema ‘Peran Pemuda Islami di Era Milenial’ dengan diikuti peserta mulai dari siswa SD, SMP, SMA, hingga siswa SMK se-Jawa Barat. Bahkan, hadir pula perwakilan sekolah dari Lombok, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Total ada sebanyak 200 sekolah mengikuti kegiatan ini, dengan jumlah peserta keseluruhan 1.643 siswa, para siswa dilibatkan dalam 27 cabang perlombaan, di antaranya, futsal, dai cilik, dakwah, memanah, cerdas cermat islami, catur, horse back archery, dan kesenian lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Direktorat Pendidikan Daarut Tauhiid, Wiwi Woro mengatakan, perhelatan ini para siswa dapat menjalin silaturahmi antar sekolah dan umum serta memfasilitasi para siswa dalam menyalurkan minat dan bakatnya dari berbagai aspek agama, olahraga, seni dan akademis. “Selain itu, Daarut Tauhiid Youth Festival upaya dalam membangkitkan semangat pemuda milenial melalui tukar ide gagasan dan pengalaman. Sehingga, ajang ini diharapkan mampu melahirkan pemuda pelopor pembangunan dan agen of change,” tuturnya pada selasa (12/11).
Menurutnya, Di era revolusi 4.0 ini, generasi muda harus bisa menyesuaikan dengan keadaan zaman. “Melalui kegiatan tersebut, kita berusaha menyiapkan generasi yang kompetitif, cerdas, berwawasan luas, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Terlebih, melihat sumber daya manusia di Indonesia, khususnya Jawa Barat yang dipenuhi usia produktif,” pungkasnya. (Sukmara Galih)