DT Raih Penghargaan Pesantren Unggul Tingkat Nasional
Sivitas Daarut Tauhiid (DT) patut berbangga atas penghargaan yang didapatkan dari Bank Indonesia (BI) tentang program pesantren unggulan. Kegiatan yang dilaksanakan pekan lalu di Surabaya tersebut, berhasil menguuhkan Ponpes DT sebagai pesantren yang memiliki banyak keunggulan.
Ketua Yayasan DT, Gatot Kunta Kumara mengatakan, dari ribuan pesantren di Provinsi Jawa Barat, DT terpilih mewakili regional Jawa Barat, yang kemudian berkompetisi dengan dua unggulan lain dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Saya tidak paham mekanismenya seperti apa, hanya saja waktu itu saya mengisi beberapa form, saya menuliskan apa saja yang ada di DT. Program ini dilakukan oleh BI di seluruh regional, kita ikut di Regional Jawa barat. dari tiap regional di seluruh provinsi, dipilih satu untuk mewakili, agar bisa menjadi pesantren unggul tingkat nasional. Yang jelas di regional Pulau Jawa yang lolos salah satunya DT, akhirnya BI mengundang kita ke Surabaya,” katanya saat ditemui di ruangannya, Jumat (15/11).
Gatot mengatakan, ada empat aspek yang dinilai. Pertama, aspek kemandirian pesantren. Kedua, aspek anggaran yang mendukung pengelolaan pesantren. Ketiga, variasi unit usaha atau unit bisnis. Keempat, aspek manajemen.
“Kita unggul di semua aspek. Pertama, DT memiliki sumber dana selain iuran atau SPP santri atau siswa-siswinya. Kedua, anggaran tambahan tadi berhasil dikelola dan menjadi pendukung terbentuknya unit yang lain. Ketiga, kita memiliki berbagai unit usaha yang dikelola dan menjadi sumber ekonomi. Keempat, kita mumpuni dalam aspek manajemen. Juri melihat semuanya ada di DT,” jelas Gatot.
Ia melanjutkan, saat persentasi berlangsung, DT menjelaskan dua hal. Pertama, mengenalkan DT dari masa ke masa, bagaimana kemandirian bisa menopang DT hingga hari ini. Kedua, mengenalkan konsep dari masjid untuk Indonesia Rahmatan Lil Alamin.
“Mengenalkan DT dari masa ke masa, kita jelaskan bagaimana kemandirian, finansial, tumbuhnya usaha, tumbuhnya kegiatan, dan banyaknya program itu adalah efek dari kegiatan yang dilakukan sepanjang riwayat DT. Kemudian masjid untuk Indonesia Rahmatan Lilalamin, kita menjelaskan apa yang diajarkan Aa Gym tentang tauhid, tentang islam yang menyentuh semua kalangan dan alam semesta, yang kemudian bersentuhan dengan masjid. Aa Gym membangun masjid dulu, kemudian tumbuh nilai ekonomi yang sampai hari ini ada lembaga dan jamaah,” paparnya.
Menghadapi imbas dari pengahargaan tersebut, Gatot mengatakan sudah menyiapkan beberapa langkah untuk DT. Mulai dari meng-upgrade sistem, juga memperkuat konsep yang sudah ada. “Ya, menghadapi impact dari apa yang Allah uji kepada kita ini, kita akan coba menyiapkan sistem dan manajemen mutu, kemudian konsep MDK (model, diklatna (pendidikan, pelatihan dan pembinaan), konsultan) akan terus ditingkatkan. Sehingga kita bisa menjadi lembaga model yang bisa ditiru dan bekerja sama dengan berbagai bidang,” jelasnya. (Elga)