DT Peduli Sejahterakan Warga dengan KUBE
Kampung Sungai Subang yang berada di pesisir Sungai Barito, tidak jauh dari muara laut Jawa, dan termasuk wilayah Kabupaten Banjar ini, merupakan kawasan pesisir yang memiliki sumber daya perairan sangat tinggi. Ada 30 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni kampung ini, dan sebagian besar mata pencaharian ialah sebagai nelayan.
Berbagai hasil laut tangkapan mereka memiliki kandungan gizi tinggi, seperti protein, posfor,dan asam lemak omega tiga yang terkandung dalam ikan sembilang, otek, dan tapal-tapal. Sayangnya, walau hasil laut terbilang baik, tapi karena tidak memiliki daya jual yang tinggi, ikan-ikan itu hanya jadi konsumsi mereka sehari-hari.
Lalu, bagaimana dengan ibu-ibu di sana? Apa kegiatannya selain menjadi ibu rumah tangga? Saat musim panen atau musim tanam, mereka bekerja sebagai buruh tani di Desa Sebrang Sungai Barito, untuk membantu suami mereka dalam mencari nafkah.
Prihatin dengan hal itu, dan ingin membantu mereka menjadi keluarga yang sejahtera, maka Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Daarut Tauhiid (DT) Peduli hadir memberikan pelatihan kepada ibu-ibu Kampung Sungai Subang. Yakni untuk mengolah hasil tangkapan ikan suami mereka. Tujuannya tentu agar memiliki daya jual tinggi, serta menjadi komoditas unggulan, sehingga dapat membantu kesejahteraan perekonomian keluarga.
Melalui Program Ekonomi Pemberdayaan Ibu-ibu Pesisir yang didukung Bank CIMB Niaga Syariah, terbentuklah Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Mulai akhir tahun 2018, ibu-ibu di Kampung Sungai Subang diberikan pelatihan membuat kerupuk berbahan dasar ikan dan udang yang banyak terdapat di perairan muara laut.
Selama satu tahun dilakukan pembinaan dan pendampingan rutin (satu bulan dua kali), untuk pengolahan kerupuk dengan berbagai komposisi bahan agar memperoleh hasil yang layak jual. Memasuki tahun kedua, anggota KUBE mengikuti pelatihan keamanan pangan untuk memperoleh Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Sertifikat Halal dari MUI.
Tahun kedua merupakan persiapan untuk memandirikan KUBE. Pembinaan yang dilakukan tidak lagi fokus pada produk yang dihasilkan, tapi sudah pada pengemasan produk yang apik, pemilihan bahan yang baik, label untuk produk, serta cara pemasaran dan pengelolaan keuangan dengan administrasi sederhana. Semuanya dilakukan oleh anggota kelompok dengan berbagi tugas, dan dilakukan secara musyawarah.
KUBE ini tidak hanya membina mereka untuk memiliki keterampilan dan mampu menambah penghasilan keluarga, tapi juga untuk berbagi ilmu dan keterampilan membuat kerupuk di kampung tetangga, atau semua kampung yang ada di sepanjang pesisir. Sehingga tidak hanya mampu memproduksi hasil olahan ikan berupa kerupuk, tapi juga bisa memberikan manfaat kepada orang banyak.
Salah seorang anggota KUBE mengungkapkan, ia sangat berterima kasih dan bersyukur telah diberikan keterampilan membuat kerupuk. Ia pun kemudian membuat purun di Kampung Sungai Subang. Ia bahagia karena telah dilatih, dibimbing, dibina, dan didampingi selama satu tahun setengah. Sehingga ia yang awalnya hanya beraktifitas sebagai ibu rumah tangga biasa, kini mampu menghasilkan sesuatu yang mampu membantu perekonomian keluarga, dan mulai memahami mengatur administrasi keuangan. (Indreswati Kesuma Wardani)