DT Peduli Perluas Dakwah hingga ke Wilayah Suku Anak Dalam
Memperluas dakwah hingga ke pelosok negeri menjadi salah satu kewajiban Daarut Tauhiid (DT) Peduli. Jangkauan dakwahnya kini bahkan sampai ke wilayah Suku Anak Dalam (SAD) atau lebih dikenal dengan sebutan Suku Anak Rimba yang terletak di Provinsi Jambi.
Sebagian besar warga SAD belum mengenal Islam. Untuk itu, DT Peduli Cabang Jambi hadir melalui pilar dakwahnya bahu-membahu mengajak para relawan dan para donatur untuk senantiasa membantu pilar dakwah ini.
Kabag Program DT Peduli Jambi Ahmad Yulis menyampaikan, sejak berdiri di Jambi, DT Peduli Jambi sudah banyak meluncurkan program-program dakwahnya ke wilayah SAD.
“Allhamdulillah dari awal berdirinya DT Peduli Jambi sudah banyak sekali program yang telah kita jalankan. Salah satu programnya adalah Guru Ngaji Tangguh, salah satu upaya DT Peduli Jambi untuk mengajarkan nilai-nilai akidah Islam kepada kelompok SAD. Tahap demi tahapan telah kita jalankan untuk program ini hingga seterusnya,” ujarnya pada Selasa (16/2).
Yulis juga menambahkan, karena keberadaan SAD selalu berpindah-pindah, maka DT Peduli Jambi membangunkan balai adat pertemuan yang terletak di Dusun Sekaladi, Desa Pelempang, Kematan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
“Berkat rahmat Allah SWT dan uluran tangan donatur, DT Peduli Jambi juga telah membangun balai adat pertemuan yang tempatnya juga di samping musala. Diharapkan, balai ini dapat menjadi tempat untuk mengajarkan nilai-nilai akidah Islam, dan tempat berkomunikasi antara pihak luar dengan SAD,” jelas Yulis.
Tidak hanya itu, lanjut Yulis, karena sebagian SAD sudah memeluk Islam, maka pada Iduladha tahun lalu DT Jambi melaksanakan kurban di wilayah ini. Sebanyak 150 hewan kurban disembelih di Dusun Sekaladi, Desa Pelempang, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
“Allhamdulillah kami juga menyembelih 150 hewan kurban untuk kelompok SAD yang beragama Islam pada tahun 2020 dengan melibatkan tokoh masyarakat, donatur, relawan, temenggung masing-masing SAD, dan masyarakat setempat. Mereka sangat antusias karena ini merupakan kurban besar-besaran pertama kalinya mereka,” ujar Yulis.
Untuk menjalankan aksinya, DT Peduli Jambi bekerja sama dengan Ketua Pembina SAD se-Provinsi Jambi, Asman Hatta, sekaligus Relawan Guru Ngaji Tangguh DT Peduli. Hatta tergerak untuk menjadi mitra DT Peduli karena menurutnya, berdakwah di kelompok SAD harus dilakukan bersama-bersama, terlebih saat ini sudah banyak yang masuk Islam.
“Allhamdulillah dengan sinergi bersama DT Peduli, kita juga dapat terbantu dengan berbagai akses misalnya kurban 150 hewan di SAD tahun lalu. Masya Allah, ini merupakan keberkahan bagi kita yang melaksanakan dan menerima manfaatnya,” ucapnya.
Hatta menambahkan, banyak sekali tantangan ketika mulai terjun mengajar dan membina SAD, salah satunya akses yang sulit untuk menjangkau lokasi SAD. Sebelumnya, dibutuhkan waktu sampai berhari-hari untuk bisa sampai ke lokasi lantaran belum ada akses dan minimnya orang luar memasuki kawasan SAD.
“Awal mulanya kenal SAD secara tidak sengaja pada tahun 1999. Sewaktu saya memancing di pedalaman, saya jumpa mereka masih berpakaian minim. Karena penasaran, tahun 2004 saya mencoba masuk ke kawasan SAD. Awalnya sulit berkomunikasi dengan mereka, tapi sekarang karena saya rutin mengunjungi mereka membina dan membimbing mereka, allhamdulillah saya dapat diterima kelompok SAD,” kenang Hatta.
Karena kegigihannya, secara perlahan Hatta bisa menuai hasil usahanya. Selain sudah banyak yang masuk Islam, Hatta juga berhasil mengantarkan beberapa dari mereka untuk menjadi penerusnya.
“Berkat hidayah Allah SWT dan terus kita bimbing agamanya, sekarang ada sebagian SAD yang sudah menjadi imam, bilal, khatib, dan juga menjadi guru ngaji untuk mengganti saya jika saya sedang tidak ada di lokasi,” tambahnya.
Hatta berharap, kehadiran DT Peduli di lingkungan SAD dapat memperluas manfaat DT Peduli hingga ke pelosok negeri, baik itu dari aspek pendidikan, ekonomi, dakwah, dan sebagainya. (Yudi/Astri)