DT Peduli Kirim Bantuan untuk Pengungsi Gempa Ambon
Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) DT Peduli, melalui Program Kemanusiaan, melakukan aksi tanggap darurat bencana, dengan mengirimkan bantuan kepada korban terdampak gempa bumi di Ambon pasca gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter, dan gempa susulan berintensitas tinggi sejak Kamis (26/9). Bantuan berupa shelter kit dan kebutuhan pokok para pengungsi, diserahkan oleh Tim DT Peduli di Posko Pengungsian Dusun Wainuru, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
DT Peduli juga membuka beberapa posko bantuan di Jalan Tanjakan 2000, Jalan Wara, Jalan Batutagepe, Batu Merah, Sirimau, Kota Ambon, Maluku. Andri Adi, salah seorang Tim Kemanasiaan DT Peduli mengungkapkan beberapa temuan pasca gempa. Seperti di Dusun Wainuru, ketersediaan air bersih sangat minim, disebabkan tandon atau bak air umum pecah, sehingga warga kesulitan mendapat air. Kebutuhan terpal belum mencukupi dengan jumlah 220 Kepala Keluarga. Saat ini satu tenda terpal ukuran 6×8 dihuni oleh tiga KK. Lalu, tidak tersedianya alas tidur yang layak (hanya matras dan terpal), bantal dan selimut.
“Kondisi di lokasi pengungsian memprihatinkan pasca terjadinya gempa kemarin. Minimnya air bersih bagi para pengungsi, membuat para pengungsi kesulitan mendapatkan air minum. Hal tersebut diperparah dengan pecahnya bak-bak penampung air bersih. Walaupun semalam sempat hujan deras, tapi para pengungsi disibukkan untuk berteduh di bawah tenda-tenda yang minim. Menurut data dari teman-teman BPBD Provinsi Ambon, diketuhui data korban meninggal dunia sebanyak 31 jiwa, korban luka sebanyak 179 jiwa, dan korban yang mengungsi sebanyak 136.030 Jiwa,” tutur Andri saat dihubungi melalui aplikasi whatsapp, pada Rabu (2/9).
Sebelumnya, BPBD Provinsi Maluku menetapkan Surat Keputusan Nomor 203 Tahun 2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluku. Status ini berlaku dari Kamis (26/9), hingga (9/10) 2019. Ketiga wilayah administrasi terdampak, yaitu Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat, sebelumnya telah menetapkan status dengan durasi waktu yang sama.
Pemerintah dengan dukungan berbagai pihak masih terus melakukan upaya penanganan darurat. Bantuan logistik dilakukan kepada warga terdampak. Mereka yang masih mengungsi sebagian besar masih merasa khawatir dengan adanya gempa susulan. (Sukmara Galih)