Dosen STAI DT Jadi Pembicara Dalam Konferensi Islam Internasional
BANDUNG — STAI Daaurt Tauhiid mengikuti Intellectual Assosiation for Islamic Studies (IAFORIS) bersama Share to Care Volunter menggelar kegiatan The 3rd International Conference on Islamic Studies (ICoIS).
Bertajuk ”Strengthening Human Resources in The Era of Society 5.0.”, acara berlangsung, Sabtu (24/09).
Sedikitnya ada perwakilan dari 16 negara ikut berpartisipadsi dalam kegiatan tahunan berbasis MoU tingkat International dan Nasional by Action dengan luaran prosiding ber-ISSN.
Event ini digelar dalam rangka menguatkan Islamic Studies di Perguruan Tinggi Islam, sekaligus untuk penguatan mutu akademik dan kelembagaan berorientasi akreditasi
Pada ICoIS kali ini diikuti oleh lebih dari 16 Negara dari unsur Perguruan Tinggi dan asosiasi akademik Luar Negeri seperti; Khota al-Morsaleen International University, Egypt, Sohag University, Egypt, Sirte University Libya, University of Benghazy Libya, An Najah University Burao Somali, Global Leadership Leadership University for Islamic Scinces and Humanities, Saudi Arabi, Fursan Compani Siria, Sunnah International University Nigeria, Al Iman College of Education Nigeria, Markaz Abhats Lugah Arabiyah Libia, Leads Philipines Global Philippine, Institut of Global Professional Bangladesh, Medicaps University India, Cape Forum India, Al Hamd Islamic University Pakistan, Zaitunah University Tunis, Islamic University Sudan, Al Azhar University Egypt dan lainnya.
Sementara itu, partisipasi dalam negeri mencapai 31 perguruan tinggi yang tersebar hampir di semua wilayah Indonesia, diantaranya adalah STAI Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, IAI Nasional Laa Roiba Bogor, STIBA Makassar, Institut el-Katarie Lombok, STAI Daarut Tauhiid Bandung dan lainnya.
Dalam kesempatan konfrensi internasional ini STAI Daaurt Tauhiid diwakili oleh Mulyadi Al Fadhil, M.Pd dan Ahmad Yusdi Gozaly, MH bertugas sebagai pembicara. Perwakilan STAI DT ini mengangkat tema:
Implementasi Integreted curiculum dalam penguatan pendidikan Akhlak di era society 5.0
Dalam paparan makalahnya Mulyadi dan Yusdi berbicara tentang pendidikan akhlak (Karakter) di era 5.0
Pendidikan akhlak atau disebut juga pendidikan karakter menjadi suatu urgensitas di era sekarang ini. Hal ini dibuktikan dengan merosotnya nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat.
Ringkasnya, kemerosotan ini disebabkan dengan kencangnya arus kemajuan teknologi yang sangat pesat khususnya menimpa pada siswa. Meski pun tidak menutup kemungkinan bahwa kemajuan ini juga memberikan dampak yang positif. Akan tetapi, banyak fenomena yang timbul setelah maraknya teknologi ini, seperti seks bebas, hamil di luar nikah, dan lain sebagainya.
Pendidikan memiliki peran penting untuk menjaga moralitas anak. Peran guru dan orangtua sangat dibutuhkan secara imbang. Untuk itu, perlu adanya gebrakan baru dalam dunia pendidikan untuk mengombinasikan kecanggihan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya akhlak. (STAI DT)
Red: WIN
______________________________________