Diklatasar DT, Latih Santri Karya Lebih Mawas Diri
Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar) Santri Karya Daarut Tauhiid (DT) pada Sabtu (6/7), dilaksanakan di Cikole, Jayagiri, Regency, Kabupaten Bandung Barat. Ada tujuh post yang harus dilalui oleh masing-masing kelompok. Setiap pos memiliki tugas dan makna yang berbeda bagi pesertanya, bertujuan membangun kebersamaan, melatih jiwa juang, dan berlatih untuk bersikap tawadu menurunkan ego.
Kegiatan-kegiatannya juga dirancang banyak menguras tenaga. Seperti masuk ke dalam air, dan lumpur yang sudah pasti kotor, namun para peserta senantiasa diteguhkan untuk selalu zikir dalam kondisi apa pun.
“Alhamdulillah, kondisi semua peserta dalam keadaan prima, kegiatan pun berjalan lancar tidak ada kendala, hari ini hari terakhir berkegiatan, dan nanti malam finalnya. Jadi kegiatan hari ini lebih pada melatih semangat juang baik secara kelompok maupun individu, dan berlatih diri dari sikap egois. Nanti akan lebih menguras tenaga, basah-basahan, dan kotor-kotoran, dari sana bisa dilihat siapa yang paling bertawadu,” jelas Dadan, TIM Pelatih Diklatsar DT, pada Sabtu (6/7).
Malam hari pun tiba. Semua peserta melakukan solo bivak. Maksudnya, setiap santri membuat tenda sendiri-sendiri, dengan jarak yang cukup jauh dengan tenda lainnya. Di malam yang gelap gulita itu, mereka diarahkan untuk muhasabah perjalanan hidupnya, dan memahami tugasnya diciptakan ke alam dunia ini.
Dadan menyampaikan, Diklatsar DT ini dirancang untuk melatih peserta selalu siap dalam menghadapi masalah yang bisa datang kapan saja. “Mereka harus selalu siap ketika menghadapi permasalahan yang tiba-tiba muncul, terlebih dalam dunia pekerjaan, khususnya dalam ruang lingkup Yayasan Daarut Tauhiid (DT). Mereka secepat mungkin harus memiliki solusi pemecahan masalahnya, dengan melakukan ikhtiar yang terbaik, dan memiliki niatan yang lurus menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT,” jelasnya. (Sukmara Galih)