Dialog dengan Aa Gym, Novel Baswedan Tak Dendam pada Pelaku
Kasus penyiraman mata dari Novel Baswedan masih diselimuti kabut gelap. Bertahun-tahun kasus Hak Asasi Manuisa (HAM) ini tak menemui jalan terang. Padahal, akses untuk mengungkap kasus tersebut sudah mendapatkan intruksi dari Presiden agar segera diselesaikan.
Meski masih ditutupi awan hitam, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengaku tidak ada rasa dendam kepada pelaku penyiraman air keras yang membuat matanya cacat. Dia justru kasihan kepada sang pelaku karena tidak bisa hidup tenang, serta menanggung keburukan baik di dunia maupun akhirat, akibat buah kejahatannya. Pernyataan tersebut disampaikan Novel Baswedan saat Bincang Ramadan virtual dengan KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) Jumat (22/5).
“Waktu saya berobat ke Singapura, bertemu seorang anak muda di pintu masjid. Kemudian dia memeluk saya dan bilang, dia tidak kasihan kepada saya. Yang dia kasihan adalah pelakunya karena akan menanggung sesuatu yang besar nantinya. Yang terjadi pada Pak Novel adalah takdir, dan itu pasti baik,” tutur Novel.
Meski harus kehilangan penglihatan, Novel yakin, segala sesuatu yang terjadi padanya bukan karena orang itu menyerang dia, tetapi karena takdir Allah. Dan, kejahatan yang dilakukan orang tersebut akan “membunuh” dirinya sendiri.
Hal tersebut dibenarkan Aa Gym. Kejadian yang menimpa Novel bisa menambah iman penyidik senior itu. Sedangkan pelakunya pasti tidak akan tenang. Dia akan menderita luar biasa di dunia. Meninggalnya tidak husnul khatimah. Di akhirat juga mendapat ganjaran setimpal.
“Sesuai firman Allah, jika kamu berbuat baik itu untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat buruk, keburukan itu untuk orang yang melakukannya. Jadi memang tidak pernah tertukar. Orang-orang cuma jadi jalan saja. Justru kita harus kasihan kepada orang-orang yang jadi jalan itu, karena dia akan memikul dunia akhirat,” tandas Aa Gym. (Elga)