Delapan Penyakit Rohani
Dikisahkan, salah satu sahabat, Abu Umamah mendatangi Rasulullah, “Ya Rasulullah saya ini sedang sedih, bingung, tidak tenteram, pesimis, apa yang harus saya lakukan?” Rasulullah menjawab, “Wahai Abu Umamah, ambil air wudhu, lakukan salat dua rakaat kemudian berdoa, ‘Allahumma innii a’udzubika minal hammi wal hajani, wa a’udzubika minal ’aji walkasali, wa a’udzubika minaljubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatiddaini wakohrirrijaal.’” (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-MU dari rasa susah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang lain).
Doa tersebut adalah doa yang diwariskan rasul di kala sahabat, umatnya diuji kebimbangan. Beliau menganjurkan untuk mendawamkan setiap pagi dan sore. Penyakit pertama, al hammi atau susah, bingung, tidak bisa mengambil keputusan. Di kala kita mengalami penyakit tersebut, Islam menganjurkan untuk bermusyawarah dengan teman, istikharah berkali-kali, kemudian bertawakal kepada Allah.
Kedua, al hajani atau sedih. Sedih sesuatu yang wajar sebagai manusia. Tapi, kalau membiarkan kesedihan menjadi penyakit, itu tidak wajar. Maka pandai-pandailah menghilangkannya dengan memperbanyak zikir, salat sunnah, baca Quran, banyak melangkahkan kaki ke masjid. Orang pelupa itu tidak baik, tapi orang yang pandai melupakan sedih itu baik.
Kemudian al a’ji atau lemah. Orang lemah, menjadi masalah rohani. Al kasali atau malas. Malas penyakit yang bisa menimpa siapa saja. Kalau sudah datang penyakit malas, segala-segalanya tidak beres. Malas datangnya dari setan, dan setan akan terus menggoda. Maka yang kita usahakan bukan agar terhindar dari godaan setan, melainkan agar diberi kekuatan dalam menghadapinya.
Selanjutnya al jubni atau penakut. Orang penakut tidak pernah tenteram dalam hidupnya. Takut kepada setan, misalnya. Maka setiap gerak langkah diselimuti ketakutan apalagi menghadapi malam, di kala mau menegakan tahajud, enggan untuk menanggalkan selimut. Maka solusinya yakini bahwa Allah dzat satu-satunya yang layak untuk ditakuti bukan makhluk halus.
Al bukhli atau kikir. Orang kikir tidak akan tenteram dalam hidup. Takut hartanya diganggu orang lain. Gholabatin dain atau terlalu banyak utang. Hidupnya akan penuh dengan cicilan-cicilan. Bahkan tak sedikit di antara kita yang lebih banyak pasak daripada tiang. Lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. Untuk itu, usahakan sekuat mungkin untuk tidak mencicil barang yang sekiranya tidak diperlukan. Lebih baik apa adanya tapi menenteramkan. Jangan sampai kita memilikinya tapi tidak menikmatinya.
Terakhir, wakohrirrijaal atau merasa diancam dan terancam oleh lawan. Resepnya jangan punya musuh, jadikan semua sahabat. Seribu sahabat akan terasa kurang, tapi satu musuh terasa banyak.
Kedelapan penyakit rohani tersebut dikemas dalam bentuk doa sehingga dapat mempermudah kita dalam menggapai lindungan Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan agar kita memiliki hati yang tenang, tenteram, dan damai. (daaruttauhiid)