Dakwah Virtual, Solusi Kala Pandemi
Kondisi pandemi membuat para aktivis dakwah mengambil pilihan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, yakni dengan menggunakan strategi dakwah virtual. Hal ini karena selama pandemi tidak memungkinkan adanya kerumunan yang memicu penularan Covid-19. Dakwah harus terus berjalan apa pun kondisinya. Kondisi pandemi menuntut para dai untuk semakin kreatif dalam berdakwah.
Dakwah virtual merupakan model pengajaran Islam melalui media online. Model dakwah ini mempermudah para objek dakwah karena dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Menurut riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial We are Social bertajuk “Global Digital Reports 2020”, hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan internet. Riset yang dirilis pada akhir Januari 2020 ini menyebutkan pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta jiwa, sementara total jumlah penduduk Indonesia 272,1 juta jiwa. Indonesia berada dalam daftar 10 besar negara pengakses internet.
Dakwah Virtual Kala Pandemi
Situasi pandemi membuat para dai segera mengambil langkah untuk berdakwah secara virtual. Dakwah berarti mengajak, menyeru manusia agar menempuh kehidupan di jalan Allah SWT sesuai al-Quran, sedangkan virtual bisa diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan mirip dengan versi aslinya, dalam praktiknya dibantu dengan teknologi seperti internet dan komputer. Dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi secara optimal akan menjadi strategi dakwah efektif saat ini.
Allah SWT berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
Artinya: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 110).
Ayat ini menegaskan kewajiban dakwah ada pada setiap pundak muslim tanpa terkecuali di mana pun berada sesuai kapasitas/kemampuannya. Dakwah tidak harus di atas mimbar, namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi umat saat ini.
Munculnya kebijakan new normal sebagai upaya mempercepat penanganan ekonomi dan kesehatan yang terdampak akibat Covid-19, maka dakwah virtual menjadi pilihan terbaik untuk mencegah perluasan pandemi.
Praktik Dakwah Virtual Para Dai
Kolaborasi para dai selaku subjek dakwah untuk syiar dakwah Islam semakin progresif melalui kanal media sosial. Beralihnya cara syiar agama di era pandemi tidak hanya terkesan kekinian, namun juga membuka segmen baru dakwah. KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan follower Instagram sebanyak 5,9 juta melihat potensi tersebut sehingga beliau mengadakan kajian rutinnya (Program MQ Pagi) hampir tiap hari dengan live streaming atau zoom meeting.
Begitu pun dengan Ustaz Abdul Shomad, berbagai kanal media sosial digunakan sebagai media dakwah di antaranya Facebook, Instagram, dan Twitter. Kedua ulama tersebut sukses memanfaatkan teknologi untuk berdakwah. (Ana)