Daarut Tauhiid Berduka, Santri Karya Meninggal karena Covid-19

Kematian merupakan misteri yang pasti dirasakan setiap manusia. Tak kenal waktu dan tempat. Ini pun dirasakan sivitas Daarut Tauhiid (DT). Pada Ahad (17/1), mendapat kabar duka atas wafatnya Gun Gun Cahya Gumilar setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Hermina, Pasteur. Gun Gun merupakan salah seorang santri karya SMP DTBS Putra. Para santri dan jamaah pun segera mengadakan salat gaib di Masjid DT Bandung.

Ditemui seusai memimpin salat gaib berjamaah, Ustaz Mulyadi Al Fadhil, Ketua Lajnah Syariah DT menyampaikan bahwa di saat pandemi seperti sekarang, salat gaib adalah cara terbaik untuk mendoakan almarhum.

“Kami mendapatkan kabar duka ini, dan langsung berkoordinasi dengan DKM Masjid DT Bandung dan Pondok Pesantren 1 dengan mengadakan salat gaib. Di kala pandemi, salat jenazah dapat dilakukan oleh petugas rumah sakit dengan protokol, sehingga kami melaksanakan salat gaib untuk almarhum,” ujarnya.

Ustaz Mulyadi juga menyampaikan hal ini pernah dilakukan Rasulullah ketika Raja Najasyi wafat. Karena Raja Najasyi sendiri telah menjadi seorang muslim serta jarak jauh membuat salat gaib yang kemudian dikerjakan Rasulullah.

“Kondisi sekarang ini sama dengan di masa Rasulullah. Yang  mana salat gaib sebagai penyempurna untuk Raja Najasyi. Insya Allah apa yang kita lakukan ini sesuai tuntunan Rasulullah. Kami berdoa bagi keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan dan kesabaran. Dan kita semua akan menuju kematian,” katanya.

Selain itu Pendiri Pondok Pesantren DT KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) turut berduka dan mendoakan Gun Gun. Menurut Aa Gym, wafat di saat pandemi bisa dihitung kematian syahid.

“Semoga almarhum digolongkan mati syahid di kala wabah masih belum reda ini. Serta sebagai pengingat bahwa setiap kita dekat dengan kematian. Semoga kejadian ini bisa kita ambil hikmahnya. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberikan kesabaran,” ujar Aa Gym. (Eko)