Cintai Allah Sepenuh Hati
Saudaraku, semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa sadar bahwa segala gerak-gerik, tutur kata, dan bisikan-bisikan di dalam hati senantiasa diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala yang semakin yakin kepada-Nya. Semoga Allah senantiasa melimpahi kekuatan agar selalu merasa senang dan terus-menerus mendekat kepada-Nya, sehingga kita merasa nikmatnya ibadah. Juga nikmat beramal, nikmat saum, nikmat salat, nikmat zikir. Nikmat ibadah hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang senang berdekatan dengan Allah Ta’ala.
Pun semoga Allah memberi kita kemampuan, sehingga kita dapat bersabar saat ada kepahitan yang terjadi di dalam hidup kita. Kesabaran di dalam menghadapi bertubi-tubinya cobaan. Kesabaran seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang senang membina dirinya untuk selalu cinta dan semakin cinta kepada Allah Ta’ala. Orang yang mampu menikmati segala apa pun yang Allah sukai. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ
وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ
وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ ﴿التوبة : ۲۴
Artinya:“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. at-Taubah [9]: 24).
Dalam salah satu hadis Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wassalam bersabda, “Ada tiga perkara yang jika itu semua terdapat pada diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman. Yaitu Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, dia mencintai seseorang yang mencintainya hanya karena Allah, dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya, sebagaimana dia benci jika dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Saudaraku, kita harus senantiasa memeriksa ke dalam diri kita dengan pertanyaan, “Siapa sebenarnya yang paling kita cintai?” Karena sesungguhnya cinta tersebut akan menguasai hati dan pikiran. Ketika kita mencintai sesuatu, maka biasanya rasa cinta pada kesempatan tersebut akan mendominasi hati dan pikiran kita.
Penting untuk kita selalu memeriksa ke dalam diri, siapa atau apakah yang mendominasi hati dan pikiran kita. Siapa atau apakah yang selalu kita ingat-ingat? Siapa atau apakah yang selalu kita dambakan ada di dekat kita tanpa pernah menjauh? Siapa atau apakah yang membuat kita rela berkorban untuknya dan membuat kita mau melakukan apa saja yang disukainya? Siapa atau apakah yang kita takut jika sampai mengecewakannya?
Apakah dia itu atasan, sebab ada orang yang sangat takut oleh atasan dan dia rela mengikuti apa saja yang diinginkan oleh atasannya. Dia mampu melakukan apa saja yang bisa membuat senang atasannya. Atau apakah dia itu klien bisnis. Karena banyak orang yang lebih mengutamakan urusan dengan klien bisnis daripada dengan yang lainnya. Dia luangkan waktu, dia tunda segala macam aktivitas demi melayani klien bisnisnya.
Jawablah masing-masing pertanyaan itu dalam hati. Karena memang hanya Allah dan diri ini yang tahu jawabannya. Kita bisa saja menampakkan topeng luaran yang menutupi diri. Tapi hakikatnya Allah Mahatahu apa yang kita pikirkan dan gumamkan, bahkan dalam hati sekali pun. (KH. Abdullah Gymnastiar)