Cacingan, Penyakit Banyak Diidap Anak-anak
Apakah anak Anda cacingan? Tentu tidak! Dalam iklan di televisi tersebut menggambarkan bagaimana seorang ibu yang secara tegas menyatakan anaknya tidak mengidap cacingan. Setiap orangtua tidak menginginkan anaknya dikatakan mengidap cacingan, tapi survei yang dilakukan di Indonesia menunjukkan jumlah penderita infeksi cacing cukup tinggi, sekitar 60-90%, terutama pada anak-anak.
Cacing yang ditemukan pada manusia salah satunya adalah ascaris lumbricoides. Cacing jantan berukuran 10-30 cm. Sedangkan yang betina berukuran 2235 cm yang punya kemampuan bertelur sebanyak 100.000- 200.000 per hari. Dalam lingkungan yang kondusif, telur cacing yang sudah dibuahi jika tertelan manusia, menetas di usus halus; larva-nya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah, lalu dialirkan ke jantung; kemudian mengikuti aliran darah ke paru.
Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea lalu menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan batuk; karena rangsangan ini larva tertelan menuju usus halus dan berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai menjadi cacing dewasa bertelur diperlukan kurang lebih dua bulan.
Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya menyebabkan penderitanya merasa mual, dan nafsu makan berkurang. Pada anak-anak menyebabkan kekurangan nutrisi sehingga anak menjadi kekurangan gizi. Gangguan yang disebabkan oleh larva bisa menyebabkan perdarahan pada dinding alveolus, sehingga timbul gangguan pada paru disertai batuk dan demam.
Untuk menentukan ada tidaknya infeksi cacing dalam tubuh seseorang harus dilakukan pemeriksaan tinja secara langsung, atau jika ada cacing dewasa yang keluar melalui mulut dan hidung penderita. Dan pengobatannya dapat dilakukan secara perorangan atau secara massal. Obat yang digunakan biasanya mebendazol dan bisa dibeli di apotik atau toko obat.
Jaga Kebersihan
Ada ungkapan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman. Ungkapan ini sangat agung, sarat makna, dan merupakan salah satu ajaran Islam yang mempunyai aturan penting. Sebab tidak dikatakan beriman jika ia tidak memperhatikan kebersihan. Mengapa tidak beriman? Karena iman tidak hanya dibenarkan dalam hati, tetapi harus diwujudkan dalam kepatuhan secara lahiriah.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diharapkan ada kesadaran dari masyarakat untuk memperhatikan kondisi kesehatan keluarga dan lingkungannya. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, dan di tempat pembuangan sampah. Di negara-negara tertentu terdapat kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk.
Tanah liat, kelembaban yang tinggi, suhu 25-30 derajat celcius merupakan hal kondusif untuk berkembangnya telur cacing ini. Anjuran mencuci tangan sebelum makan, menggunting kuku secara teratur serta pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan mudah-mudahan dapat mencegah berkembangnya penyakit cacingan ini. (daaruttauhiid)