Budaya Menjaga Kebersihan di Daarut Tauhiid
Menjaga kebersihan adalah salah satu perintah mulia dalam syariat Islam. Selain bentuk menjaga lingkungan, menjaga kebersihan juga adalah ikhtiar menjaga kesehatan. Lingkungan yang bersih akan terhindar dari berbagai penyakit yang akan mengganggu aktivitas-aktivitas sehari-hari.
Allah SWT berfirman:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًى ۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِ ۙ
وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ﴿البقرة : ۲۲۲
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah,’Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. al-Baqarah [2]: 222).
Menurut Tafsir Kementerian Agama RI, betapa Islam sangat menginginkan pemeluknya menjaga kebersihan. Dalam ayat ini dijelaskan tentang haid dan sikap menghadapi perempuan yang sedang dalam keadaan haid. Darah haid adalah sel-sel telur yang lemah akibat tidak dibuahi, yang keluar dari rahim perempuan tiap bulan, paling cepat sehari semalam lamanya, dan biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama 15 hari.
Di akhir ayat ditegaskan sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang banyak beristighfar dan bertobat. Ia juga menyukai orang-orang yang menyucikan diri dengan menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan hal-hal kotor.
Budaya Kebersihan Daarut Tauhiid
Jika kita pergi ke sekitaran Jalan Gegerkalong Girang tempat Pesantren Daarut Tauhid (DT) berada, dari awal pertigaan masuk arah Jalan Setiabudi sampai ke Pesantren DT, maka akan terlihat betapa bersihnya jalan tersebut. DT sebagai lembaga dakwah yang sangat concern terhadap isu lingkungan, memiliki budaya yang disebut BRTT dan ‘Bebas Komiba’. BRTT merupakan singkatan dari Bersih, Rapi. Tertib, dan Teratur. Sedangkan Bebas Komiba bermakna Berantakan-Rapikan, Basah-Keringkan, Kotor-Bersihkan, Miring-Luruskan, dan Bahaya-Amankan.
Budaya BRTT merupakan ciri Khas DT sejak awal didirikan. Salah satu contoh sederhananya ialah menyimpan alas kaki menghadap ke depan secara teratur. Pakaian santri karya (karyawan) DT diharapkan bersih, rapi, sebagaimana yang dicontohkan oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Santri karya DT wajib melakukan mengaplikasikannya, baik itu di lingkungan kerja maupun di rumahnya masing-masing. Membudayakan BRTT dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu upaya menjaga kebersihan sesuai dengan ajaran Islam. Lingkungan DT juga mempunyai jargon TSP, yakni Tahan dari buang sampah sembarangan, Simpan sampah pada tempatnya, Pungut sampah Insya Allah sedekah.
Tiga konsep ini bukan sebatas jargon DT, namun kita bisa melihat sendiri kewibawaan dan kebesaran nama Aa Gym tak menyurutkan beliau untuk langsung turun tangan. Beliau tak segan memungut dan membersihkan jika melihat sampah berserakan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan para santri dan masyarakat menjadi lebih tergugah untuk menjaga lingkungannya agar bersih dan tertib tanpa terpaksa. (Gian)