Bisnis Berkah Kala Pandemi
Saudaraku, segala kondisi bagi seorang muslim adalah ibadah. Baik itu saat mendapat nikmat maupun ketika tertimpa musibah. Selalu yakin atas jaminan Allah SWT dan amalkan HHN, yakni Hadapi saja karena semua ujian ini sudah diukur oleh Allah Ta’ala; Hayati, apa hikmah dari semua kejadian ini; dan Nikmati pahala dan ampunan Allah di balik semua kepahitan itu.
Ketika dunia masih pandemi, semua diuji akan usahanya mencari rezeki. Ada yang merasa rezekinya jadi lebih sedikit, lebih sulit. Tanpa bermaksud mengecilkan keadaan, tapi memang kita harus menjalaninya. Sebab ini adalah bagian dari episode yang harus dijalani.
Sudah pernah Aa sampaikan ketika uang kita tertutup dari luar, bukan berarti Allah Ta’ala menutup rezekinya sama sekali. Terkadang dengan tertutupnya rezeki, maka kita bisa memanfaatkan tabungan atau aset. Optimis dan semangat adalah respon terbaik yang harus dipupuk. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah kepada Allah, serta janganlah engkau malas.” (HR. Muslim).
Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ﴿هود : ۶
“Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud [11]: 6).
Seorang yang beriman mesti yakin bahwa semua makhluk bernyawa sudah diciptakan dengan rezekinya. Kita tidak bisa mati kecuali sudah bertemu dengan rezeki kita. Carilah berkah atas rezeki tersebut.
Berikut ini beberapa tips untuk memulai usaha kala pandemi:
Pertama, bekali ilmu dan pengalaman. Jangan memaksakan diri bahwa untung selalu harus ada uang. Jika Allah akan memberi sesuatu kepada hamba-Nya, yang pertama diberi adalah ilmu. Karena segala sesuatu bergantung pada ilmu, dari ilmu timbul pula pertolongan Allah Ta’ala yang telah disiapkan.
Kedua, secara syariat usaha itu membangun kredibilitas. Maka bangun kepercayaan itu melalui akhlak yang jujur, tepat waktu, tidak bersumpah palsu, dan menyelesaikan amanah dengan baik.
Ketiga, membangun relasi. Hubungan yang baik secara syariat akan mereferensikan kita. Hakikatnya Allah Ta’ala yang menggerakkan mereka untuk menginformasikan mengenai usaha kita. Semakin banyak relasi yang puas, semakin untung bisnis kita.
Keempat, pastikan bisnis kita membawa manfaat bagi banyak orang. Bukan sekadar mengejar profit atau keuntungan. Semakin banyak orang yang kita untungkan, semakin bernilai bisnis yang kita mulai.
Kelima, berkomitmen bisnis yang kita mulai harus jadi amal saleh. Bisnis yang menjadi zikir dan mampu menjadi ladang syukur. Nabi saw bersabda pada Mu’adz, “Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Aku wasiatkan padamu, janganlah engkau lupa untuk mengucapkan pada akhir salat (sebelum salam):
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berzikir/mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
(Kajian MQ Pagi; Ahad, 20 September 2020)