Bijak Memilih Pemimpin
Bijak Memilih Pemimpin
Saudaraku, pilihlah seorang pemimpin yang memiliki rekam jejak yang gemilang. Yakni berupa berbagai pengalaman dia sebelumnya. Perhatikan berbagai catatan baik dan buruknya di waktu-waktu ke belakang. Jika ada yang baik-baiknya maka itu adalah nilai penguat yang perlu terus ditingkatkan. Sedangkan jika ditemukan catatan yang tidak baik, maka itu kesempatan untuk diperbaiki dan terus diawasi supaya tidak berulang.
Kita senantiasa mengharapkan punya pemimpin yang baik, tapi kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap orang pasti punya kekuatan dan kelemahan, kondisi baik dan buruk, punya kelebihan dan kekurangan. Tidak mungkin kita memiliki pemimpin yang sepenuhnya sempurna. Akan tetapi memilih pemimpin adalah ikhtiar memilih yang terbaik di antara yang baik. Memilih yang paling ringan kekurangannya di antara orang-orang yang pasti punya kekurangan itu.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertobat.” (HR. Ahmad).
Dengan memperhatikan rekam jejak seorang calon pemimpin, maka kita akan mendapatkan informasi mengenai kebaikan apa saja yang pernah ia lakukan dalam pekerjaannya; dan kesilapan apa saja yang pernah ia perbuat. Hal ini penting karena jika ia terpilih menjadi pemimpin, kita memiliki pengetahuan mengenai urusan apa yang ia punya potensi melakukan kesalahan.
Sebagai orang yang dipimpin atau yang memilih seseorang sebagai pemimpin, maka kita punya kewajiban untuk mengingatkannya agar senantiasa ada di dalam rida Allah Ta’ala. Inilah yang pernah disampaikan oleh Abu Bakar manakala beliau diangkat sebagai khalifah. “Sesungguhnya aku telah dipilih sebagai pemimpin atas kalian, dan bukanlah aku yang terbaik. Maka jika aku berbuat kebaikan bantulah aku, jika aku bertindak keliru luruskanlah aku.”
Seorang pemimpin mungkin punya kesalahan di masa lalu. Kalau ia membuktikan dirinya punya niat memperbaiki diri dan niat itu ia tunaikan dengan tindakan. Kemudian ia membela agama Allah dan istiqamah dalam kebaikan, maka inilah sikap terbaik. Allah Ta’ala berfirman:
وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِ ۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ ﴿هود : ۱۱۴
Artinya: “Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud [11]: 114).
Saudaraku, kepemimpinan adalah urusan yang sangat krusial. Dalam Islam, salat merupakan tiang agama dan salah satu hikmah besar yang bisa kita petik dari salat berjamaah adalah kepemimpinan. Kaum muslimin harus peduli dan ikut serta dalam urusan yang satu ini, karena siapa yang akan mengurus urusan kaum muslimin selain kaum muslimin itu sendiri. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada kita. Semoga Allah senantiasa membimbing kita agar istiqamah di jalan-Nya dan memberikan pertolongan kemenangan kepada kita. (KH. Abdullah Gymnastiar)