Bertekad Hijrah Lebih Baik, Dahlan Pilih Jadi Santri APW DT
Para Santri APW (Akhlak Plus Wirausaha) Daarut Tauhiid, memulai hari pertamanya menjadi santri pada Rabu (24/4). Mereka tampak mengisi Aula Daarul Hidayah. Ada yang membaca al-Quran, ada pula yang berbincang-bincang, sambil menunggu pemateri datang.
Dahlan, Santri APW asal Majalaya, Kabupaten Bandung, mengungkapkan kesannya menjadi santri. “Ini pertama kalinya saya harus bangun jam tiga untuk salat tahajud, dan mengikuti aturan yang harus dipatuhi. Memang sangat berat buat saya, karena masih belum terbiasa. Tapi sebelum saya memutuskan hijrah ke sini, saya sudah belajar untuk bangun subuh,” tuturnya.
Perjalanan hijrahnya dimulai, saat ia mengikuti Aksi 411 di Jakarta, sekitar dua tahun lalu. “Kala itu, saya diajaknya dipaksa sih oleh teman saya, dan kebetulan saya sedang menganggur. Pada waktu keberangkatan, barang bawaan saya semua tertinggal dalam satu tas, uang, makanan, pakaian, dan lainnya, kecuali buah kurma yang ada di kantung saku. Di Jakarta saya hanya duduk melamun dan binggung, tetapi di sana alhamdulillah banyak yang menawari makanan, pakaian, juga mendapatkan tumpangan untuk pulang lagi langsung ke rumah. Dari kejadian di sanalah, saya merasakan persatuan umat muslim Indonesia. Maka saya bertekad dengan sepenuh hati ingin hijrah secara totalitas, diawali dengan menjadi santri,” paparnya.
Ia pun memilih Pesantren Daarut Tauhiid (DT), atas keinginannya sendiri, dan didukung penuh oleh pamannya. “Saya ini anak pertama dari dua bersaudara, orangtua saya sudah berpisah. Jadi saya harus menjadi contoh yang teladan bagi adik saya yang sekarang masih susah untuk menjadi baik. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik, dengan memulai langkah menjadi Santri APW, insyallah ini menjadi jalan perubahan bagi saya,” jelasnya. (Toni Antonius)