“BERJUANG DALAM KETEGUHAN”
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Dari Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir).” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/502.)
Sebagian kalangan muda yang semangat mungkin akan berasumsi, teguh memegang prinsip berarti jumud dan militan. Jelas ini sama sekali tidak benar. Memperjuangkan kebenaran tidak lantas menafikan elastisitas dan pertimbangan yang matang terhadap setiap permasalahan yang dihadapi.
Keteguhan dalam memegang prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar, hanya dalam masalah yang memang sudah baku dan final, seperti kewajiban berjilbab. Konsep ini tidak dapat diganggu gugat dalam kondisi apapun, sebab merupakan kewajiban. Termasuk dalam konsep yang prinsipil dan tidak dapat diutak-atik adalah melawan kezaliman. Fleksibilitas mutlak dibutuhkan dalam melakukan pendekatan guna menyampaikan ide. Sementara esensi ide tersebut tidak dapat ditolerir.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
”Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, …“. (QS. Ali Imran: 147)
Seorang muslim harus memiliki karakter yang professional dalam mempertahankan prinsip atau keteguhan karena itu bentuk kekuatan dalam jati diri seorang muslimin agar tetap dalam keistiqomahanya berada dijalan Allah Swt.
Sehingga kita akan lebih menyadari makna pentingnya keteguhan dalam memegang prinsip setelah merefleksi kisah dahulu meski seluruh dunia di sekitar kita berubah. Sebab kebenaran tetap kebenaran tanpa mengenal ruang dan waktu.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا
“Hai orang-orang yg beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu …” (QS. al-Anfal: 45)
Lalu apa yang harus diperjuangkan???
Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang harus kita perjuangkan. Agar tetap dalam Keteguhan??? Ada tiga hal yang menjadi tuntutan:
- Memperjuangkan kebenaran secara umum, yaitu kebenaran yang memang jelas-jelas benar al Haq.
- Membela Islam dengan keyakinan kepada Allah Swt
- Tetap taat kepada Allah. (Istiqomah)
- Iltizam (Konsekuen)
Sabda Rosulullah Saw:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783)
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah;
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)
Do’a yang paling sering Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Kita harus menyadari akan pentingnya setiap poin di atas yang kesemuanya merupakan karakter muslim yang professional dalam memperjuangkan keteguhannya. Karena itu semua adalah pedoman hidup Rosulullah Saw dan sahabat sesudahnya.
Oleh karenanya kita sebagai ummat Islam harus mempersiapkan diri Sebagai Pejuang yang mempertahankan keteguhan-Nya. Wallahu’alam (by. Eva Ps El Hidayah)
Foto: Irmansyah_Dahlan_Thalib