Bencana atau Berkahkah Penciptaan Gunung?
Gunung identik dengan bencana besar. Inilah yang sering melekat dalam ingatan kita. Contohnya ketika Gunung Krakatau meletus tahun 1883. Letusan gunung ini setara dengan 13.000 bom atom. Korban yang tewas mencapai 36.000 orang. Letusannya pun menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Selain itu, sinar matahari terlihat redup hingga setahun berikutnya.
Ada lagi letusan gunung yang lebih dahsyat dari Krakatau, yaitu letusan Gunung Tambora. Gunung yang terletak di Pulau Sumbawa, NTB ini meletus pada tahun 1815. Konon suara letusannya sampai terdengar pada jarak lebih dari 2.000 km. Korban yang meninggal bahkan mencapai 71.000 orang. Letusan gunung ini menyebabkan batalnya musim panas di belahan bumi lain akibat banyaknya abu yang dilemparkan ke atmosfer.
Kalau gunung identik dengan bencana, lantas untuk apa gunung diciptakan? Dan apakah kehidupan dunia akan terbebas dari bencana jika di dunia ini tidak ada gunung?
Proses Terbentuknya Gunung
Kerak adalah lapisan permukaan bumi yang menjadi tempat kita hidup. Bumi yang kita pijak, yakni tepat di bawah kaki kita inilah yang disebut dengan kerak bumi. Kerak bumi tidak diam, tapi selalu bergerak di atas suatu lapisan yang disebut mantel. Lapisan mantel bumi ini terdiri atas magma yang kental. Sama halnya seperti kita berada di atas perahu, yang mudah untuk terombang-ambing.
Gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya. Sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Panjang akar gunung mampu menembus bagian mantel bumi. Yang mana panjang akar gunung bisa mencapai 10-15 kali lipat dari tinggi gunung tersebut.
Manfaat Gunung
Salah satu peran penting gunung layaknya serupa seperti rem pada kendaraan. Gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma, sehingga goncangan yang diakibatkannya dapat dicegah atau diminimalisir.
Hal ini senada dengan firman Allah, “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak mengguncangmu.” (QS. al-Nahl [16]: 15).
“Dan Kami telah jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) mengguncang mereka.” (QS. al-Anbiya [21]: 31).
Gunung terbentuk dari proses geologi seperti letusan gunung dan gempa bumi. Proses ini bisa membawa mineral-mineral yang berharga ke atas, mendekati permukaan tanah sehingga dapat dilakukan penambangan. Selain itu, secara biokimia, material gunung berapi yang dimuntahkan lambat laun akan berubah menjadi tanah, sehingga tumbuhan di atas bumi menjadi subur.
Peranan lain gunung adalah menjaga keseimbangan di bumi, terutama dalam penyebaran panas. Perbedaan suhu antara khatulistiwa dan wilayah kutub bumi adalah sekitar 100 derajat C. Jika perbedaan suhu tersebut terjadi di permukaan bumi yang rata, maka ini akan memunculkan aliran udara berupa badai angin sangat kencang berkecepatan hingga 1000 km (621 mil) per jam yang akan menghancurkan bumi. Namun, dengan adanya gunung yang menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata, sehingga gunung mampu menahan aliran angin kencang yang dimunculkan oleh perbedaan suhu ini.
Gunung juga mampu berfungsi sebagai penampung air tawar raksasa, seperti yang diterangkan dalam al-Quran, “Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?” (QS. al-Mursalat [77]: 27).
Hikmah di Balik Bencana
Sekali pun gunung identik sering menimbulkan bencana, tetapi faktanya justru ketika tidak ada gunung, maka akan terjadi hal yang lebih parah lagi. Kerak bumi akan terus bergoncang. Badai angin kencang yang sudah pasti tidak terelakkan lagi. Air hujan pun tidak mampu ditampung dengan baik.
Para ilmuwan menemukan fakta unik. Ternyata letusan besar dari gunung berapi memberikan kontribusi besar pada proses pendinginan suhu skala global. Yaitu, ketika gunung berapi memuntahkan partikel-partikel ke udara bebas. Hal ini dapat menghalangi energi panas matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Sehingga kalau tidak terjadi letusan gunung berapi, maka bisa dipastikan, suhu di dunia bisa mencapai derajat yang lebih tinggi dari sekarang.
Jadi, bencana tidak selamanya mengandung derita. Di balik bencana, justru tersimpan ribuan hikmah dan berkah. Tapi sebagai manusia, terkadang tidak mampu memahami maksud baik Allah terhadap diri kita. Namun seiring berjalannya waktu, dan ilmu yang sampai kepada kita, akhirnya kita mampu menemukan maksud baik Allah itu. Disinilah saatnya kita belajar untuk bisa yakin, bahwa apapun yang ditakdirkan oleh Allah, hakikatnya adalah pasti takdir yang terbaik. (daaruttauhiid)