Benarkah Rasulullah Berdialog dengan Allah Dalam Peristiwa Isra Miraj?

DAARUTTAUHIID.ORG | Isra Miraj merupakan peristiwa yang fenomenal dalam sejarah Islam. Hal ini menjadi bukti begitu dahsyat tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melakukan sebuah perjalanan spiritual ini menuju Sidratul Muntaha.

Dalam sebuah diriwayat disebutkan bahwa Rasulullah berkesempatan berdialog langsung dengan Allah, menerima perintah penting yang menjadi pedoman bagi umat Islam.

Peristiwa ini menandai sebuah peristiwa yang luar biasa dibatas logika manusia yang membuktikan kedekatan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam dengan Sang Pencipta. Percakapan antara Rasulullah dan Allah saat Mi’raj menjadi pengingat akan anugerah besar yang diberikan kepada umat Islam, termasuk kewajiban salat.

Diceritakan dari Buku Dardir Bainama (Qisah Isra Mi’raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi’raj oleh Syaikh Najmuddin al Ghaithi, Allah SWT bercakap langsung dengan Rasulullah SAW saat Mi’raj untuk memberikan perintah salat sebagai kewajiban utama bagi umat Islam.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menghadap Allah Ta’ala dan bersujud, lalu Allah berfirman:

“Mulai hari ini, Aku memberikan mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Kuwajibkan kepadamu dan umatmu untuk melaksanakan salat sebanyak 50 kali. Maka, kerjakanlah salat tersebut.”

Kemudian Rasulullah menemui Nabi Musa dan menceritakan kewajiban salat lima puluh waktu yang diperintahkan Allah Ta’ala kepada umatnya. Nabi Musa pun menyarankan agar Rasulullah kembali menghadap Allah untuk meminta keringanan atas perintah tersebut.

Atas persetujuan Jibril Rasulullah kembali kepada Allah, bersujud, dan memohon, “Tuhanku, berikanlah keringanan kepada umatku, sebab mereka adalah umat yang lemah.” Allah pun mengurangi kewajiban itu menjadi empat puluh lima waktu.

Rasulullah kembali menemui Nabi Musa, lagi-lagi menyarankan agar permohonan keringanan diajukan kembali kepada Allah Ta’ala. Rasulullah menuruti saran tersebut dan setiap kali beliau memohon, Allah mengurangi kewajiban itu sebanyak lima waktu. Proses ini berlangsung hingga  beberapa kali, sampai akhirnya ditetapkan menjadi 5 waktu sehari semalam.

Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya:

“Kerjakanlah 5 waktu salat ini dalam sehari-semalam, dan setiap satu salat akan bernilai sepuluh kali lipat pahalanya. Dengan demikian, lima waktu salat setara dengan pahala lima puluh kali salat.”

Ketika Nabi Shallallahu ‘alalihi wassalam kembali menemui Nabi Musa, beliau disarankan untuk meminta keringanan lagi, akan tetapi Rasulullah merasa malu untuk terus meminta keringan kepada Allah atas perintah dan memilih untuk menerima dengan penuh kerelaan.

Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wassalam kemudian kembali ke bumi untuk menyampaikan perintah shalat kepada umatnya. Perjalanan beliau dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dikenal sebagai Isra, sementara peristiwa naiknya beliau ke langit disebut Miraj. Kedua peristiwa inilah yang kemudian dengan istilah Isra Mi’raj. (Arga)