Benarkah Homeschooling Lebih Efektif daripada Public Schooling?
Ada banyak jalan menuju Roma. Begitu kata pepatah yang menyiratkan kesuksesan punya banyak cara. Pepatah ini juga bisa kita pergunakan dalam proses mendidik atau menyekolahkan anak. Kini, ada banyak pilihan. Anak tidak hanya bersekolah di public schooling (pendidikan formal), tapi ada pilihan lain yakni homeschooling (pendidikan non formal). Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan jika homeschooling lebih efektif daripada public schooling. Benarkah?
Homeschooling vs Sekolah Formal
Sebelum kita kupas lebih jauh kebenaran dari pernyataan tersebut, ada baiknya dipahami terlebih dahulu persamaan dan perbedaan dari public schooling dan homescholing. Jika merunut pada persamaannya, kedua istilah ini mengacu pada sistem pendidikan pada anak usia sekolah. Sama-sama memiliki sistem pendidikan dan goal atau tujuan pendidikan yang hendak diraih.
Ada pun perbedaan yang sangat jelas terlihat adalah penanggung jawab pendidikan tersebut. Pada public schooling, pihak sekolah merupakan penanggung jawab dari terselenggaranya proses pendidikan. Sedangkan pada homeschooling, penanggung jawab adalah orang tua yang memastikan anak memperoleh pendidikan semestinya. Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi penyelenggaraan pendidikan, semuanya dilakukan oleh orangtua.
Terkait tempat proses belajar diadakan, tidak selalu homeschooling identik diadakan di rumah. Kini sudah berkembang komunitas homeschooling dan lembaga penyelenggara homeschooling yang membuat proses belajar tidak hanya dilakukan di rumah, tapi juga bisa di lingkungan luar rumah.
Plus Minus Homeschooling
Setelah kita sama-sama memahami persamaan dan perbedaan antara keduanya, jelas terlihat homeschooling itu seperti apa. Sebagai pendidikan yang lahir setelah public schooling diselenggarakan, homeschooling boleh dikatakan menjawab berbagai kekurangan dari pendidikan formal tersebut. Kelebihan dari homeschooling bisa dilihat dari bagaimana anak bisa lebih fokus menerima pendidikan. Potensi dan minat anak dapat lebih optimal dikembangkan. Anak tahu apa yang ia mau untuk masa depannya, dan orangtua paham bagaimana mewujudkan kemauan anak tersebut.
Orangtua pun bisa maksimal membangun hubungan emosional dengan anak, sehingga kualitas hubungan dalam keluarga terjaga dengan baik. Selain itu, pengaruh negatif lingkungan yang seringkali dialami oleh anak yang bersekolah di public schooling seperti tawuran, perundungan (bullying), hingga narkoba dan seks bebas dapat diminimalisir karena anak dalam pengawasan penuh dari orangtuanya.
Beragam hal positif ini yang kemudian membuat banyak orang menyimpulkan jika homeschooling lebih efektif daripada public schooling. Pernyataan ini ada benarnya dilihat dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki homeschooling, terutama keefektifan dalam menumbuhkembangkan potensi dan minat bakat anak. Homeschooling juga efektif dari sisi waktu belajar. Jika anak yang bersekolah di public schooling misalnya membutuhkan waktu 12 tahun (SD-SMA) untuk lulus dan dianggap punya bekal pendidikan bagi masa depannya, maka homescholing bisa lebih ringkas. Bisa setengah dari waktu tersebut (6 tahun) atau lebih singkat lagi, anak sudah memiliki bekal pendidikan yang mumpuni bagi kehidupannya.
Hanya saja, praktik penyelenggaraan homeschooling tidak semudah seperti teorinya. Orangtua harus ekstra memiliki kemampuan dalam mendidik, waktu luang yang lebih banyak, dan ketersediaan dana finansial dalam jumlah cukup besar. Jika hal-hal ini bisa dipersiapkan, jangan ragu memilih pendidikan homeschooling bagi anak.
Lalu, bagaimana jika kondisinya tidak seideal seperti yang disampaikan agar pendidikan homeschooling lebih efektif daripada public schooling? Jangan berkecil hati, karena kita bisa tetap mengadakan homeschooling dengan meminta bantuan dari lembaga penyelenggara homeschooling profesional yang kini marak di masyarakat. Segala kendala terkait penyelenggaraan homeschooling bisa ditemukan solusinya. Tertarik? (daaruttauhiid)