Belajar Tidak Merugikan Orang Lain
Belajar Tidak Merugikan Orang Lain
Hadirin, rekan-rekan sekalian..
Kualitas keislaman kita bisa dilihat dari bagaimana kita mampu menahan untuk tidak merugikan orang lain. Jika kita tidak merugikan orang lain, bukan hanya orang lain saja yang merasa nyaman tetapi diri kita juga pasti akan merasa nyaman, dan kenyamanan itu merupakan kebahagian kita.
Saudara-saudaraku, jangan sesekali merugikan orang lain, karena merugikan orang lain itu suatu perbuatan yang tidak baik, dan perbuatan yang tidak baik itu sesuatu yang tidak disukai Allah Ta’ala. Pertanyaannya capek tidak berbuat baik itu?
Jika kita melakukan ketaatan pasti merasakan capek atau lelah, akan tetapi dengan istirahat capeknya akan hilang dan pahalanya akan terus ada. Kemudian jika kita bermaksiat lalu yang kita anggap maksiat itu nikmat, akan tetapi nikmatnya akan hilang kecuali hanya sebentar saja, yang tetap itu adalah dosa dan hukumanya.
Berbuat baik dan tidak dzolim kepada orang lain merupakan perbuatan yang menyenangkan. Diri sendiri baik, istri baik, anak-anak dan keluarga baik pasti sangat menyenangkan.
Kalau perbuatan baik, kita orientasi dan niatnya hanya pada penilaian orang lain pasti capek, karena hal tersebut akan menguras hati. Misalkan ingin dilihat orang lain, ingin diucapkan terimakasih setiap perbuatan baik yang dilakukan, dan seterusnya.
Oleh karena itu, setiap tindakan atau perbuatan yang kita lakukan mesti dipikirkan dahulu, apakah perbuatan tersebut merugikan orang lain atau tidak. Jangan sampai perbuatan tersebut merugikan orang lain, kemudian orang tersebut berdo’a atas kezdoliman yang ia rasakan, maka petakalah bagi pelaku dzolim.
Misalkan parkir sembarangan yang membuat orang lain terganggu aktivitasnya, membuang sampah sembarangan yang membuat lingkungan jadi kotor dan lebih parahnya bisa mengundang banjir karena tumpukan sampah.
Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu dia berkata: bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa membahayakan orang lain maka Allah akan membalas bahaya kepadanya dan barang siapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkannya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Saudara-saudara sekalian, mari kita tingkatkan kualitas keislaman kita dengan tidak menyakiti perasaan orang lain. Banyak-banyak berdoa kepada Allah Ta’ala, belajar untuk tidak menyakiti, dan bermuhasabah tentang seberapa banyak orang yang telah kita sakiti atau dzolimi. Wallahu a’lam bishowab.