Bantulah Orang Lain! Inilah Kekayaan Kita yang Sebenarnya

DAARUTTAUHIID.ORG | Banyak orang yang memandang bahwa harta atau kekayaan itu adalah harta dan kekayaan dalam bentuk material. Namun, pada dasarnya kekayaan yang sejati dan abadi ialah kekayaan hati. Hati yang senantiasa merasa cukup, bahagia, dan bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Kekayaan yang sejati tidak diukur dari jumlah harta yang dimiliki. Karena ada banyak orang yang diberi harta oleh Allah Ta’ala, namun mereka tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah didapat.

Orang yang selalu merasa kurang terhadap apa yang telah didapat, maka akan ia akan selalu melakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, sekalipun itu dengan cara yang haram.

Sedangkan orang yang kaya hati selalu merasa cukup dengan apa yang dia dapat maka akan merasa puas dengan apa yang telah Allah Ta’ala berikan.

Orang yang kaya hati selalu menerima dengan ikhlas dan lapang dada apa yang telah Alloh tetapkan, ia tidak terobsesi untuk terus menambah harta dengan cara yang dilarang dalam Islam. Situasi ini semacam inilah disebut sebagai kaya sejati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Sesungguhnya yang namanya kaya (ghoni) adalah kayanya hati (hati yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu merasa tidak puas).” (HR. Ibnu Hibban)

Orang yang miskin hati tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya, maka akan merasa sedih dan kecewa kalau gagal dalam mencapai tujuannya. Sikap tamak ini akan berdampak pada seseorang terus merasa kekurangan dan tidak pernah merasa cukup, walaupun sudah meempunyai banyak kekayaan.

Oleh karena itu, penting untuk memaknai bahwa kekayaan sejati tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga pada kekayaan hati dan kebahagiaan batin. Ibnu Sa’diy rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya kaya yang sebenarnya adalah kaya hati, berapa banyak orang yang diberikan harta melimpah namun hatinya faqir penuh kesedihan.”

Pada kesimpulannya ialah bahwa kebahagiaan sejati tidak diperoleh melalui kekayaan dan kemewahan dunia semata. Kekayaan sejati sebenarnya terletak pada hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, sebaiknya kita fokus pada kebahagiaan batin dan memperkaya hati kita. (Arga)