Bangun Diri, SSG DT 35 Long March ke Eco Pesantren
Kaki sudah terasa pegal. Bahu tak kalah pegal. Beban 5 Kg yang dibawa cukup untuk membuat tubuh hampir ambruk karena sudah menempuh jarak hampir 8 KM. Semua sudah terlihat kepayahan. Namun, seruan berzikir diiringi pengingat, “Pribadi Tangguh Pantang Mengeluh”, terus terdengar, membuat mereka terus bertahan, melawan pikiran-pikiran bahwa mereka tiada mampu menempuh jarak sejauh itu.
Merekalah ratusan Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid (DT) angkatan 35. Mengawali tahap bangun diri, pada Ahad (4/3), mereka diajak long march dari DT Gegerkalong menuju Eco Pesantren DT. Saat hari mulai menghangat kemudian memanas menjelang siang, mereka berjalan mengular, menapaki jalan menanjak Ciwaruga untuk sampai di lapangan Eco Pesantren DT.
Nurhadi Subroto, Kepala Bagian (Kabag) Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SSG DT mengatakan, sebelum long march, malam harinya, Sabtu (3/1) mereka diberi materi bangun diri oleh Mas Amri. Mereka diajak untuk membuka pikiran-pikiran negatif yang membatasi gerak mereka untuk mengoptimalkan potensi diri. Long march ini menjadi salah satu metode latihan fisik untuk menerapkan ilmu yang mereka dapatkan.
“Malam tadi mereka diberi materi Unlocking Potential Power. Nah, melalui long march, kekuatan fisik dan tekad mereka diuji. Mereka diajak untuk mendobrak diri. Kalau capek mereka terus diajak berzikir. Long march memang sudah sebelumnya ke Pusdikjas, tapi longmarch kali ini lebih berat karena menanjak,” ujar Nurhadi.
Dengan long march ini, menurutnya, mereka diajak untuk berprasangka baik kepada Allah. Caranya, mereka diyakinkan bahwa mereka mampu berjalan dan sampai ke Eco Pesantren sambil diiringi zikir.
“Sesuai dengan hadist bahwa Allah itu seusai dengan prasangkanya,” kata Nurhadi.