Balasan Bagi Orang Yang Mampu Menahan Amarah
Hakikat manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala adalah memiliki syahwat (hawa nafsu) yang sering kali menjadikan manusia mudah marah. Sifat marah juga merupakan bagian dari ekspresi diri yang dianggap manusiawi. Tetapi sering kali sifat amarah ini akan lebih banyak menimbulkan kemudharatan dibandingkan kebaikan yang ditimbulkan.
Marah dari Setan
Dari sifat marah seseorang bisa memukul, menghina, melukai orang lain, bahkan sampai membunuh. Hal itu karena diri yang sudah dikuasai oleh hawa nafsu atau bahkan bisikan setan yang meniupkan hembusan amarah secara halus ke dalam diri manusia saat dalam kondisi tertekan jiwanya. Rasulullah Muhammad bersabda,
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, sementara api bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, jika salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah dia berwudhu.” (HR Abu Dawud dari Athiyah)
Menurut Imam Raghib al-Asfahani dalam tausyiah Ustadz Abdul Somad, marah adalah bangkit, menyala, mendidih, bergejolaknya darah yang berada di dalam jantung karena ingin membalas dendam. Boleh jadi manusia mampu menahan lapar, haus, sakit, tapi belum tentu dia mampu untuk menahan gejolak darah dalam jantung yang menjadi amarah. Oleh karenanya dalam Islam kita diajarkan untuk mampu menahan amarah. Karena balasan yang Allah tawarkan bagi muslim yang mampu menahan amarah adalah tak terhingga.
Orang Kuat Sebenarnya
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Orang kuat itu bukanlah orang yang jago bergulat. Akan tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.”
Hadits tersebut membuktikan bahwa kehebatan seseorang bukanlah dilihat dari seberapa dia hebat bergulat ataupun berbadan tegap. Tapi hakikat kuat yang sebenarnya adalah ketika manusia mampu manahan amarahnya. Karena biasanya orang yang dirinya sudah dikuasai oleh amarah maka hati dan pikirannya akan dikuasai oleh hawa nafsu untuk membalas.
Oleh karenanya mengapa orang-orang yang mampu menahan amarahnya akan mendapat balasan tak terhingga dari Allah Ta’ala karena mampu menguasai jiwa dan pikirannya di saat amarah akan menguasai. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassallam bersababda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR Ahmad)
Subhanallah, besar sekali keutamaan bagi orang-orang yang mampu menahan amarah. Balasan tersebut sudah tentu sangat sebanding dengan upaya kita untuk mampu menahan amarah dengan upaya yang tidak mudah. Semoga Allah Ta’ala berkenan menjadikan hamba yang senantiasa mempu untuk menahan amarah. (Wahid)