Baitul Quran DT Bagikan Kiat-kiat Menjadi Keluarga Ahlul Qur’an

Bandung – Pada Sabtu malam (17/7) unit Baitul Quran Pesantren Daarut Tauhiid kembali melaksanakan kajian Qurani via daring, dalam bahasan tema “Menjadi Keluarga Ahlul Quran” dengan narasumber ustad Suherman Al Hafizh.

Sejak agenda dibuka oleh pembawa acara sekitar pukul 20.00 WIB, sebanyak 379 partisipan hadir dan menyimak kajian. Di samping dihadiri oleh sivitas dan santri aktif Baitul Quran, kajian ini turut dihadiri oleh alumni berbagai program Baitul Quran dan jamaah umum, yang mendapatkan informasi kajian melalui jejaring media sosial Baitul Quran pada hari yang sama.

Sigit Bayu Anggoro selaku Kepala Unit Baitul Quran dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan rutin ini menjadi penambah semangat khususnya di Baitul Quran, yang tidak hanya semangat menambah hafalan, memperbaiki bacaan, tapi lebih dari itu, juga berusaha untuk menambah ilmu, meningkatkan iman dan pemahanan terhadap Al Quran bagi para santrinya.

“Alhamdulillah, atas izin Allah pada malam ini kita dapat kembali bersilaturahim. Dan saat ini, kita akan mencoba mengupas, mereview, dan menyegarkan kembali tentang bagaimana kita sama-sama menguatkan tekad dan menguatkan azzam untuk meraih derajat sebagai Ahlul Quran.” Ungkap pemateri mengawali kajian.

“Mengapa kita katakan sama-sama berazzam menjadi bagian dari barisan Ahlul Quran? Karena sesungguhnya para Ahlul Quran ini sudah terbentang dicetak oleh baginda Rasul shalallahu ‘alayhi wasallam sejak zaman kenabian, dan insyaAllah dengan penjagaan Allah akan tetap terjaga keberadaan para penghafal Al Quran ini. Sehingga kita berdoa, mudah-mudahan kita berada di barisan para Ahlul Qur’an. Amin.” sambung pemateri.

Dalam penyampaiannya, pemateri menjelaskan beberapa kiat untuk menjadi Ahlul Quran, di antaranya senantiasa menjadikan Al Quran hadir dalam hati, yang dengannya berbuah iman dan amal-amal terbaik, juga senantiasa berupaya menghidupkan apa yang rusak di hati, yang mana hati dapat rusak disebabkan oleh racun-racun hati; berbicara melebihi kebutuhan, memandang melebihi aturan syariat, muamalah melebihi batas wajar, makan berlebihan dan banyak tidur.

Partisipan masih sangat antusias menyimak kajian hingga lebih dari pukul 22.30 WIB. Hal tersebut ditunjukkan dengan hidupnya suasana kajian sejak awal, terlebih saat memasuki sesi tanya jawab tidak sedikit peserta yang saling bergantian mengajukan pertanyaan.

Bahasan tema ini rencananya akan kembali dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, pada minggu ketiga bulan Agustus.

Materi-materi dalam kajian ini tentunya menjadi bekal berharga khususnya bagi Baitul Quran, yang diharapkan mampu menjadi salah satu jalan lahirnya generasi Qurani yang dicintai Allah, yang ikhlas dan istiqamah dalam mengamalkan Al Quran. (Tuqo)

 

Red: (WIN)