Badar Games Jadikan Ajang Mengukur Diri
Mengapa harus Badar Games yang menjadi simulasi peperangan oleh Pendidikan dan Latihan (Diklat) SSG Daarut Tauhiid (DT) ? Karena perang badar merupakan momentum awal kebangkitan kaum muslimin, bahkan dikatakan sebagai perang penentuan. Jika pada perang badar kaum muslimin kalah, niscaya tidak akan ada lagi orang yang menyembah Allah.
Inilah pelajaran penting yang ingin disampaikan kepada peserta SSG DT, dari simulasi perang badar yang dilakukan pada Ahad (11/3). Dadan Kurniawan, Kepala SSG mengatakan, perang badar ini menjadi sebuah bukti bahwa Islam itu berjaya, karena kaum musliminnya kuat. Dari badar games ini akan ketahuan, seberapa besar kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta diklat.
“Inikan masih sederhana, medan untuk berlatih juga masih terbatas seperti ini. Tapi tadi sudah ada yang pingsan juga, akhirnya kan ngukur diri juga. Bagaimana besok kalau perang betulan? gini aja sudah ngos-ngosan. Dari sini kan jadi bisa mengukur diri,” tutur Dadan.
Dadan menjelaskan, selain mengukur memampuan, juga mengukur mental keberanian. Dari sini juga terlihat ada orang-orang yang gagah berani, all out untuk menyerang, ada juga yang hanya ikut gelombang saja, hanya sekadar meramaikan. Namun ada juga yang merasa tertantang untuk berani mulai bergerak melawan musuh.
“Harapannya nilai-nilai dari badar games yang telah dipelajari, bisa lebih aplikatif, berani mengambil keputusan yang Allah sukai. Berani untuk meninggalkan hal-hal buruk yang selama ini dilakukan,” ungkap Dadan.