Bacalah Walau Sulit
Saudaraku, jika kita bisa berlama-lama memegang ponsel, jika kita bisa berlama-lama membuka sosial media meski tanpa keperluan tertentu, serta kita pun terbiasa berlama-lama ngobrol dengan teman-teman di layar ponsel walau tanpa topik yang jelas atau penting. Lalu, mengapa kita berat untuk berlama-lama dengan al-Quran yang merupakan pesan-pesan dari Allah yang pasti mendatangkan kebaikan?
Sebagian orang beralasan ia tidak membaca Quran karena tidak lancar membacanya. Padahal Rasulullah saw bersabda, “Seorang yang lancar membaca al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa taat kepada Allah. Ada pun yang membaca al-Quran secara terbata-bata di dalamnya dan sulit baginya bacaan tersebut maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).
Pesan dari Baginda Nabi Muhammad ini merupakan motivasi bagi kita agar terus meningkatkan kemampuan membaca Quran. Jangan patah semangat atau putus asa manakala masih terbata-bata dalam membacanya. Karena sesungguhnya dalam dua keadaan tersebut baik lancar maupun terbata-bata tetap mendapatkan karunia dari Allah berupa ganjaran kebaikan yang besar.
Andaikan menyadari bahwa diri kita termasuk orang yang masih belum lancar membaca al-Quran, maka segerakan untuk belajar lebih banyak ilmu tajwid dan makharijul huruf. Lancar membaca al-Quran bukan hanya keperluan bagi para imam salat atau para ustaz. Lancar membaca al-Quran adalah keperluan kita semua sebagai umat Islam. Kemampuan membaca Quran adalah ciri dari orang yang senantiasa bertekad untuk dekat dengan Allah Ta’ala.
Jauhkan rasa minder hanya karena masih belum lancar membacanya. Buang jauh-jauh rasa gengsi hanya gara-gara tempat kita belajar adalah orang yang lebih muda atau keadaannya tidak lebih baik dari kita. Perasaan minder dan gengsi belajar al-Quran adalah perasaan yang akan menjerumuskan kita pada penyesalan di kemudian hari. Milikilah tekad pantang menyerah belajar al-Quran karena sesungguhnya semakin kita mengakrabinya, semakin al-Quran menjadi penenteram dan penyelamat diri kita.
Rasulullah pernah bersabda, “Bacalah al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).
Tidak ada suara yang lebih indah melebihi keindahan suara bacaan al-Quran. Tiada yang lebih menenteramkan saat didengar kecuali mendengarkan lantunan ayat-ayat Quran. Inilah fitrah manusia sesungguhnya. Bacaan al-Quranlah yang telah meluluhkan hati Umar bin Khattab yang sebelumnya keras menjadi lembut. Bacaan al-Quranlah yang menjadi jalan pembuka baginya memeluk Islam, bahkan kelak di kemudian hari Umar menjadi khalifah selanjutnya.
Berkah bacaan Quran tidak hanya datang pada orang yang membacakannya saja, namun juga kepada orang yang mendengarkannya. Orang yang mendengarkan bacaan al-Quran pun akan turut mendapatkan ketenangan dan rahmat Allah. Allah akan memancarkan kasih sayang kepada siapa saja yang mendengar dan menyimak bacaan al-Quran, sehingga hatinya bertambah yakin kepada Allah. Orang yang menyimak bacaan Quran pun akan mendapatkan keberuntungan di akhirat.
Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca al-Quran akan dicatat baginya sepuluh pahala kebaikan di setiap hurufnya, dan siapa yang mendengarkan bacaan al-Quran Allah akan catat untuknya satu kebaikan di tiap hurufnya, serta ia akan dibangkitkan dalam golongan orang yang membaca dan naik derajatnya.” (HR. ad-Dailami).
Saudaraku, mendengar dan menyimak bacaan al-Quran saja mendapatkan begitu banyak berkah, maka apalagi bagi yang membacanya. Mari saudaraku kita bulatkan tekad untuk tidak merasa puas dengan kemampuan saat ini dalam membaca al-Quran. Kita perbaiki terus yang terbata-bata hingga menjadi lancar, yang sudah lancar hingga makin tertib. (KH. Abdullah Gymnastiar)