Awal November, Masjid DT Tetap Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Genap 8 bulan sejak Presiden Jokowi mengumumkan 2 orang WNI yang positif terjangkit Covid-19. Terhitung Ahad (1/11), tercatat sudah lebih dari 412.000 WNI yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 13.000 di antaranya meninggal dunia.
Namun belakangan merebak kabar bahwa pandemi Covid-19 adalah konspirasi semata. Bahkan sebagian masyarakat menganggap pandemi ini sudah berakhir. Hal tersebut ditanggapi oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Daarut Tauhiid (DT) Dadang Subagja.
Menurutnya terlepas dari kabar pandemi ini adalah konspirasi atau bukan, yang pasti sudah ratusan ribu warga di Indonesia, bahkan puluhan juta warga dunia telah terkonfirmasi mengidap Covid-19. Itu artinya pandemi ini belum berakhir, sehingga protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah masih diterapkan di masjid-masjid DT, yaitu Masjid DT Bandung, Masjid DT Eco Pesantren, dan Masjid DT Jakarta.
“Sampai saat ini di Masjid DT Bandung, Jakarta, dan Eco Pesantren masih menerapkan protokol kesehatan. Mengingat pandemi ini belum berakhir dan sampai saat ini pemerintah masih terus menghimbau masyarakat agar tetap disiplin patuh melaksanakan protokol kesehatan. Tentunya masjid sebagai tempat ibadah dan salah satu tempat berkumpul jangan sampai menjadi tempat penyebaran Covid-19, dan menjadi cluster baru,” kata Dadang.
Dadang melanjutkan protokol kesehatan yang masih diterapkan di ketiga Masjid DT, di antaranya menyiapkan petugas yang standby di setiap pintu masuk masjid setiap menjelang waktu salat untuk menyambut jamaah, sambil memeriksa suhu tubuh dan memberikan hand sanitizer. Jika ada jaamaah yang memiliki suhu tubuh di atas standar normal, maka dipersilakan salat di rumahnya masing-masing.
Kemudian jamaah wajib menggunakan masker selama berada di masjid, dan petugas sudah menyediakan masker baru bagi jamaah yang tidak membawanya. Untuk shaf salat dibuat berjarak dengan diberikan tanda khusus, dan setiap selesai salat lantai masjid langsung dipel menggunakan cairan disinfektan.
Selama masa pandemi jam operasional masjid pun turut sesuaikan. Awalnya masjid terbuka 24 jam sehari, kini dibatasi mulai pukul 04.00 – 20.30 WIB, dan belum diizinkan untuk jamaah beritikaf di masjid.
“Protokol kesehatan ini akan diberlakukan sampai kondisinya benar-benar kondusif dan protokol ini akan terus disesuaikan dengan kondisi terbaru, mengikuti arahan dari gugus tugas Covid-19 setempat,” ujar Dadang.
“Untuk tetap memberikan pelayanan prima untuk jamaah, kami pengurus Masjid DT berupaya memastikan protokol kesehatan ini terus dijalankan. Kemudian kebersihan dan kerapian masjid senantiasa diperhatikan, dan terakhir program-program kajian di masjid tetap diselenggarakan secara online, sehingga selama pandemi ini jamaah tetap bisa mengakses kajian ilmu dari rumahnya masing-masing,” lanjut Dadang. (Angga)