Asiknya Membuka Sejarah Islam di Museum Islam Lamongan
Apa yang terbesit ketika mendengar Kota Lamongan? Boleh jadi sebagian besar dari kita mengaitkannya dengan makanan khas dari kota tersebut, yaitu Soto Lamongan. Nah, jika saat ini berkesempatan mengunjungi Lamongan, tidak hanya wisata kuliner khas kota itu yang bisa dinikmati, tapi juga wisata religi plus sejarah bisa turut dialami.
Ya, sejak 28 Desember 2016, di kota sebelah utara Jawa Timur itu telah diresmikan Museum Islam Lamongan (Indonesian Islamic Art Museum). Ini artinya, para pengunjung tidak perlu bersusah payah mencari sumber sejarah Islam dunia. Apalagi bisa dilakukan secara menyenangkan. Tak perlu berkutat puluhan ensiklopedi di perpustakaan atau searching ratusan lembar artikel sejarah di internet. Cukup kita luangkan waktu satu atau dua jam mengunjungi Museum Islam Lamongan, semua informasi terkait sejarah Islam dunia dapat diperoleh.
Wow! Asikan? Apalagi di museum ini ditata dengan konsep yang sangat menarik, sehingga akan memanjakan sisi audio dan visual kita. Bahkan tidak hanya informasi sejarah Islam yang diberikan, Museum Islam Lamongan juga menyajikan banyak spot-spot menarik untuk para pengunjung yang doyan selfie atau swafoto. Belum lagi dengan tayangan-tayangan multimedia berupa pemutaran film pendek sejarah Islam. Dijamin bakalan betah berlama-lama di sini.
Tiga Zona
Ada tiga zona atau wilayah ketika kita memasuki museum. Masing-masing zona tersebut memberikan keasikan tersendiri. Mulai dari zona pertama, berupa zona audio visual. Kita akan disuguhkan pemutaran film pendek berdurasi 15 menit. Kisahnya mengenai awal mula Islam dibawa oleh Nabi Muhammad saw, kondisi masyarakat jahiliyah pada masa itu, hingga Islam mulai berkembang di Jazirah Arab dan seluruh penjuru dunia. Semuanya disampaikan dengan runtut dan menarik untuk disaksikan.
Zona kedua, merupakan zona galeri peninggalan atau warisan kesultanan Islam dunia. Di zona ini, kita bisa menyaksikan beragam artefak atau barang-barang yang menjadi saksi bisu perkasanya Islam pada masa itu (the glory of Islam). Koleksinya pun lengkap, mulai dari Kekhalifahan Ottoman Turki, Dinasti Mughal India, jejak Islam di Dinasti China, hingga kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara seperti Samudra Pasai dan Mataram Islam.
Begitu pula napak tilas dari Wali Songo di Pulau Jawa dapat dengan mudah kita ikuti di museum ini. Ada banyak barang peninggalan dari para Wali Songo yang menggambarkan betapa gigihnya mereka menyebarkan Islam di Nusantara. Kegigihan yang berbuah manis. Islam menjadi keyakinan yang dipeluk oleh mayoritas rakyat Indonesia saat ini.
Zona terakhir yakni zona diorama. Nah, zona ini merupakan surga bagi yang suka mengabadikan dirinya dengan berfoto ria. Mengapa? Karena ada banyak area photo spot yang menarik berlatar belakang benda atau situasi bersejarah secara tiga dimensi. Contoh, ada miniatur kapal legendaris Laksamana Cheng ho dari China, Masjid Agung Banten yang sarat dengan sejarah penyebaran Islam di Nusantara, dan suasana pasar masa Persia-Islam dengan segala keramaiannya dan jadi salah satu ujung tombak penyebaran Islam ke berbagai penjuru dunia.
Kiranya tidak ada penyesalan jika mengunjungi Museum Islam Lamongan ini. Selain menyajikan sejarah awal mula Islam hingga masa kegemilangannya, kita pun tak perlu khawatir dengan biaya masuknya yang tergolong murah meriah. Apalagi Museum Islam Lamongan kini telah didukung teknologi informasi modern yang memanjakan para pengunjungnya ketika mengakses beragam informasi yang ada di sini. Luar biasa bukan? (daaruttauhiid)
sumber foto: kumparan.com