Apa Saja Hikmah Berzakat?
Allah Ta’ala memberi perintah zakat kepada hamba-Nya dengan tujuan, hikmah, dan makna yang sangat dalam. Ada pun fungsi zakat yang pertama tentu sebagai ibadah. Karena zakat merupakan bukti dari keimanan seorang hamba kepada Allah dan wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Pembersih Jiwa
Selanjutnya zakat berfungsi untuk membersihkan jiwa. Zakat mampu membersihkan jiwa dari penyakit-penyakit hati seperti kikir dan berlebihan dalam mencintai dunia. Selain itu juga zakat dapat membersihkan harta dari hak yang Allah titipkan untuk diberikan kepada para mustahik. Karena kemungkinan masih ada hak orang lain yang perlu kita tunaikan.
Bisa jadi ada rezeki orang lain yang harus melalui diri kita terlebih dahulu agar sampai kepadanya. Hal itulah yang dimaksudkan bisa membersihkan harta orang yang menunaikan zakat. Secara sosial-ekonomi, zakat mempunyai misi mempersempit jurang pemisah antara orang kaya dan miskin. Hal ini menjadi salah satu ajaran luhur Islam yang sangat memperhatikan distribusi kekayaan masyarakat. Jika zakat dikelola dengan baik maka kesejahteraan mustahik dan juga orang yang berzakat (muzaki) akan semakin meningkat.
Mensyukuri Nikmat
Zakat sebagai ibadah mengandung hikmah dan manfaat yang besar. Baik itu berkaitan dengan orang yang berzakat, penerima manfaat harta, maupun dengan masyarakat. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Ta’ala, mensyukuri karunia nikmatnya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Itulah beberapa poin yang bisa kita rasakan dari hikmah berzakat.
Selain itu juga sudah dibahas sebelumnya bahwa zakat akan mengikis sifat kikir, rakus, dan materialistis, serta menemukan ketenangan hidup sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki. Zakat merupakan hak mustahik dan berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina fakir miskin menjadi lebih baik dan sejahtera.
Zakat juga berperan sebagai pilar amal jama’i antara orang kaya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan di jalan Allah, yang karena kesibukannya tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya.
Mengeluarkan Hak Orang Lain
Dengan berzakat kita pun telah turut memasyarakatkan etika bisnis yang benar. Karena zakat bukan membersihkan harta yang kotor. Melainkan pada hakikatnya mengeluarkan bagian dari hak orang lain yang ada pada harta; yang telah kita usahakan dengan baik dan benar menurut ketentuan Allah Ta’ala.
Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan sekaligus jaminan sosial bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang beriman untuk berzakat, infak, dan sedekah menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja atau produktif sehingga memiliki harta kekayaan dan berlomba untuk menjadi muzaki. (Gian)