Allah Mustahil Zhalim
Allah Ta’ala adalah Zat yang Maha Adil; yang menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya, tidak ada yang lebih adil di dunia ini selain Allah Ta’ala. Tidak ada satu hal pun yang terjadi di alam dunia ini yang tidak diukur oleh Allah.
Begitu pun halnya dengan musibah dan masalah yang menimpa manusia tidak lain sudah Allah perhitungkan secara tepat untuk ditimpakan kepada hamba. Karena jika seorang hamba tertimpa musibah tetapi hamba tersebut tidak mampu melalui musibah tersebut maka akan disebut zhaim, seperti halnya soal ujian untuk siswa SMA diberikan kepada siswa SD maka tidak akan mampu siswa SD untuk menyelesaikan soal terebut, dan itu bisa disebut dengan zhalim, karena tidak menempatkan sesuatu sesuai dengan tempat atau kemampuannya.
Jadi kita harus yakin kepada Allah bahwa segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita termasuk musibah dan masalah adalah bentuk bahwa Allah adil kepada kita, dan yakin bahwa masalah yang Allah berikan kepada kita pasti sesuai dengan kemampuan kita. Begitu pun dengan manusia, Allah juga memerintahkan kepada hambanya untuk berlaku adil terhadap sesama.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah: 8)
Begitu pun orang-orang difabel atau beberapa orang menyebutnya dengan sebutan cacat, istilah cacat ini muncul pada dasarnya karena ketidakfahaman orang lain dengan bentuk keadilan dari Allah Ta’ala kepada hambanya-hamba-Nya.
Saudara kita yang tunanetra, tunawicara, tunarungu, tidak punya kaki, tidak punya tangan, dan sebagainya mereka adalah manusia yang sama-sama sempurna dalam hitungan Allah, bahkan mereka tidak sedikit pun mendapatkan kerugian dari Allah. Karena kelak nanti kita akan melihat saat Yaumul Hisab mereka yang di dunia sulit beraktivitas, sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sulit mendapat pasangan yang menurut sebagian orang cacat, kita akan lihat bagaimana kehebatan pahalanya dibandingkan dengan yang lainnya dengan kelengkapan fisik.
Jangan sampai kita berburuk sangka kepada Allah karena hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Karena Allah yang menciptakan kita maka Allah-lah yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Karena boleh jadi sesuatu yang kita sukai atau kita harapkan belum tentu baik bagi kita di sisi Allah, tetapi boleh jadi sesuatu yang kita tidak sukai itu lebih baik bagi kita di sisi Allah karena Allah Maha Tahu apa yang menjadi kebutuhan kita.
وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).