Allah Hanya Melihat Isi Hatimu

Siapa santri penghafal Al-Qur’an yang paling baik? Apakah yang paling banyak hafalannya? Apakah yang paling cepat dan paling kuat daya ingatnya? Santri penghafal Al-Qur’an yang paling baik adalah santri yang paling bersih hatinya.

Apakah orang yang paling banyak amalnya sudah pasti diterima oleh Allah Ta’ala? Maka jawabanya belum tentu. Qad aflaha man zakkaahaa. Wa qad khaaba man dassaahaa. Artinya: “Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”

Jangan sampai dengan menjadi penghafal Al-Qur’an malah semakin mengotori hati, dengan cara memberitahu kepada orang lain, menyebut-nyebut diri sebagai orang yang Hafizh Qur’an. Ingat kalau niat kita salah maka akan merusak amal kita sendiri. Sama halnya kalau kita ingin mengirim sebuah paket, jika alamatnya salah maka sampai kapan pun paketnya tidak akan pernah akan sampai.

Allah akan selalu melihat hati dan amal kita. Dan Allah Ta’ala tidak akan bisa dibohongi dan tidak bisa dicurangi, karena Allah adalah yang Maha Mengetahui. Oleh karena itu mari kita mulai memperbaiki hati dan segala amal yang sudah kita lakukan.

Hadits ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menilai seseorang dengan rupa, Allah tidak menilai seseorang dengan kekayaan. Sebagaimana dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Di mata Allah tidak terbedakan antara orang ganteng dengan orang yang tidak ganteng, orang yang cantik dan orang yang tidak cantik. Tidak dibedakah di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala antara kulit putih dan kulit hitam. Yang membedakan di mata Allah adalah ketakwaan. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya yang paling mulia dihadapan Allah di antara kalian adalah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)