Akrab dengan Tobat
Saudaraku, kesalehan dapat kita raih dengan mengakrabkan diri kepada tobat. Karena manusia adalah makhluk lemah yang sangat rentan khilaf berbuat kesalahan dan dosa. Namun, sebaik-baik manusia adalah yang bertobat dari kesalahannya. Semakin kuat keseriusan seseorang memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukannya, semakin serius ia bertobat. Tidak mengulangi kemaksiatannya, maka semakin saleh dirinya, semakin dekat ia dengan Allah SWT.
Allah berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuuh [71]: 10-12)
Saudaraku, bagi siapa saja yang merutinkan tobat, maka Allah akan memberinya karunia yang tak terhingga. Di antaranya adalah Allah memberikan ketenangan dan kelapangan di dalam hati dari keadaan sebelumnya yang sesak, sempit, galau, dan tertekan. Selain itu, Allah juga akan memudahkan ia menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Demikian juga Allah akan memudahkan jalan rezeki dan pertolongan untuknya dari arah yang tiada pernah ia duga. Mengapa demikian?
Karena sesungguhnya segala karunia Allah itu sudah tersedia. Setiap jalan keluar dari berbagai masalah kita sudah tersedia. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Setiap masalah kita, solusinya sudah ada. Setiap kebutuhan kita, kecukupannya sudah tersedia. Sayangnya, semua itu terhalang.
Terhalang bagaimana? Bayangkanlah kita sedang mengendarai mobil. Sementara di luar hujan turun dengan derasnya dan kaca depan kotor ditambah wiper yang rusak. Apa akibatnya? Kita akan merasa cemas dan gelisah karena kita tidak bisa melihat jalan di depan kendaraan kita.
Kecemasan kita itu bukanlah karena tidak ada jalan, tetapi karena kita tidak bisa melihat jalan. Pandangan kita terhalang oleh kaca yang kotor dan wiper rusak sehingga tak bisa membersihkannya. Cemas, gelisah, takut bukan karena tidak ada jalan, tapi karena tidak bisa melihat jalan.
Dari ilustrasi ini, bisa kita ambil pelajaran bahwa setiap masalah yang dihadapi bukanlah tidak memiliki solusi. Solusi itu ada, tapi kita terhalang darinya. Oleh apa? Oleh dosa-dosa kita sendiri!
Mata hati kita tertutup dan terhalang oleh lumuran dosa-dosa dari berbagai maksiat, maupun perbuatan buruk yang kita lakukan dan tidak ditobati. Karena kita tidak bertobat, maka lumuran dosa itu semakin lama semakin banyak dan tebal. Hati kita semakin kotor dengan noda-noda hitam, tidak dibersihkan.
Oleh karena itu kita harus rajin bertobat. Fokus dalam bertobat. Melakukan tobat dengan sungguh-sungguh. Karena jika ditafakuri, kita banyak melakukan kesalahan setiap harinya. Mulai dari niat yang salah, ucapan yang salah, prasangka yang salah, tindakan yang salah dan lain sebagainya. Setiap kesalahan itu, sekecil apa pun, perlu ditobati. Bahkan, tobat-tobat yang kita lakukan namun tidak secara sungguh-sungguh, yang dalam istilahnya disebut dengan ‘tobat sambal’, itu pun perlu ditobati.
Allah SWT berfirman, “..Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. al-Baqarah [2]: 222)
Dawamkanlah tobat. Setiap kali kita khilaf melakukan dosa, segera tobati diiringi azzam untuk tidak mengulanginya lagi. Susul setiap kekhilafan kita dengan amal ibadah. Sungguh, setiap dosa akan ada perhitungannya, sekecil apa pun itu. Jangan biarkan kita berkesempatan melakukan dosa, sekalipun itu tampak kecil. Karena manakala kita memandang biasa pada suatu dosa, maka itu adalah bencana yang sangat besar.
Oleh karena itu, memohon ampunlah, bertobatlah kepada Allah secara lengkap. Yaitu dengan memohon ampunan, bertekad tidak mengulangi dosa seraya tidak mempersekutukan-Nya. Sungguh, setiap orang adalah tempat melakukan salah dan dosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertobat dengan sungguh-sungguh. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ampunan Allah SWT. (KH. Abdullah Gymnastiar)