Akibat Dicabutnya Hidayah
Salah satu doa yang sering sekali dibacakan oleh Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah doa sebagai berikut:
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ala diinika
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”.
Jika kita sering mendengar istilah murtad atau keluar dari agama Islam, ini artinya telah dicabutnya hidayah dari hati seseorang. Begitu juga dengan seseorang yang tadinya rajin ibadah, sering ke masjid, rutin membaca Al-Qur’an, akan tetapi menurun semangatnya dan bahkan tidak lagi mengerjakannya, berarti telah dicabutnya juga hidayah dalam dirinya.
Kemudian doa yang berkaitan dengan hidayah disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 8, yang berbunyi: Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
Kita harus berupaya keras untuk menjaga iman kita, karena di antara sifat keimanan adalah naik dan turun. Adakalanya iman meningkat seiring dengan meningkatnya ibadah, ada juga iman turun yang kemudian berdampak menurunnya amal seseorang juga. Adapun salah satu cara untuk diteguhkan hati kita adalah dengan membaca doa diatas dalam surat Ali Imran ayat 8, karena hidayah adalah milik Allah dan ia juga mengendalikan atau membolak balikan hati seseorang. Jangan sampai kita meremahkan keadaan hati kita yang membuat hidayah itu diambil oleh Allah, dan kemudian berujung murtad, naudzubillah.
Murtad merupakan sesuatu perbuatan yang sangat fatal, orang yang murtad berarti telah mengingkari ajaran atau syariat Islam. Ia juga tidak beriman kepada Allah dan seluruh amal perbuatan orang yang murtad adalah sia-sia. Meskipun sebelum murtad adalah seorang hamba yang saleh, tetapi apabila meninggal dalam keadaan murtad, maka segala amal baiknya tidak berguna lagi. Ia akan masuk ke neraka.
Semoga kita sebagai manusia yang lemah, menyandarkan diri kepada Allah agar dikuatkan dan diteguhkan hati, sehingga selalu berada dalam keistiqomahan dalam menjalan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang olehnya. Wallahu a‘lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid